REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncuran Bajaj berbahan bakar gas (BBG) merek Wanhu oleh Koperasi Bajaj Sehati (KBS) ternyata juga memiliki tujuan khusus. Ketua KBS Anna Suyanti mengatakan, selain untuk meremajakan angkutan umum, Bajaj Wanhu ini juga bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.
Menurut Anna, dengan menggunakan bajaj BBG penghasilan supir bisa meningkat. Sebab penumpang bajaj biru lebih ramai dibanding ketimbang oranye. "Penumpang lebih memilih bajaj yang biru karena lebih nyaman, tidak bergetar," ujarnya pada Republika, Senin (15/7).
Selain itu, pengeluaran untuk bahan bakar Bajaj Wanhu juga lebih hemat. Jika menggunakan BBG, supir hanya mengeluarkan biaya Rp 15 ribu untuk bahan bakar setiap harinya. Sementara, jika masih menggunakan bajaj berbahan bakar minyak, biaya bensin Rp 25 ribu per hari.
Koperasi yang sudah berdiri sejak 1993 ini memang sengaja melakukan peremajaan bajaj demi mengikuti aturan pemerintah. Dia mengatakan, mulanya KBS mengikuti seleksi lelang untuk pengadaan bajaj BBG yang diadakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Dari lelang itu pemerintah juga melakukan seleksi kelayakan koperasi yang akan menjadi operator yang akhirnya dimenangi KBS. "Kalau jaman dulu tidak ada seleksi, langsung tunjuk saja," ujar dia.
Setelah itu, barulah KBS mulai mengganti bajaj-bajaj yang sudah bobrok dengan unit BBG. Dia menargetkan, akhir tahun ini sudah ada 1.300 bajaj lama yang dikonversi menjadi Bajaj Wanhu. Jamal, salah satu pengemudi bajaj mengatakan, lebih mudah mengendarai bajaj BBG ketimbang edisi lama. "Kalau yang ini tinggal di starter, kalau yang lama harus disela dulu," ujarnya.