REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA – Humas KBS Agus Supangkat mengatakan, belakang ini memang sedang digencarkan adanya perburuan hama tikus yang ada di kandang-kandang hewan. Namun dia tidak mengetahui adanya temuan olahan daging tersebut, terlebih bila disediakan untuk konsumsi satwa karnivora.
Menurutnya, memang ada beberapa spesies yang diberikan pakan tikus, seperti ular. Itu pun jenis tikus putih, bukan seperti pada umumnya. Dia juga membantah kalau daging itu digunakan untuk keperluan konsumsi satwa, karena sudah ada stok daging beku yang disediakan.“Saya juga tidak tahu untuk apa keperluannya,” kata Agus di Surabaya, Kamis.
Meski sedang dalam proses perombakan fisik bangunan, kondisi hewan di KBS memang masih belum tersentuh penanganan secara optimal. Pantauan Republika, seekor orang utan nampak sedang menguyah plastik yang digenggam tangan kanannya. Pengunjug pun secara sembarangan melemparkan permen tanpa membuka kemasannya terlebih dahulu.
Koleksi satwa lain juga tidak kalah memprihatinkan. Untuk beberapa spesies seperti kuda, banteng, rusa, gajah dan lainnya hanya mengkonsumsi rumput yang hampir kering tanpa ada campuran konsentrat atau vitamin semacammnya.
Belum lama ini seekor Harimau tua berusia 15 tahun yang diberi nama Melani, diangkut ke laboratrium rumah sakit hewan di Cisarua, Bandung. hewan tersebut mengalami gangguan pencernaan lantaran terlalu banyak memakan daging berformalin. Akibatnya, selama lima tahun terakhir, Melani kehilangan nafsu makan, sehingga tubuhnya terlihat kurus.
“Kondisinya tidak terawat, banyak hewan yang kurus,” kata Arif Rizky (30), pengunjung asal Probolinggo yang datang mengisi liburan bersama keluarga.