REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, sedang bersiap untuk meninggalkan Yordania Jumat karena upayanya untuk melancarkan kembali proses perdamaian Timur Tengah tampaknya diblokir oleh pemimpin Palestina. Demikian kata seorang pejabat.
Namun sebelum berangkat, Kerry akan berbicara dengan kedua pihak lagi pada Jumat dengan harapan menemukan jalan ke depan saat ia berusaha untuk membawa Israel dan Palestina kembali ke meja perundingan setelah jeda hampir tiga tahun.
Kerry telah memperlama kunjungannya ke Yordania setelah dua hari pembicaraan intensif dengan para pejabat Palestina dan Liga Arab di ibu kota Yordania. Pembicaraan ditujukan untuk memulai kembali proses perdamaian yang macet.
Dia menunggu hasil dari pertemuan antara Presiden Palestina, Mahmud Abbas, dan pemimpin PLO, untuk memperdebatkan ide-ide diplomat AS untuk bagaimana memulai kembali perundingan itu.
Namun demikian, anggota parlemen Palestina Mustafa Barghuti mengatakan sebagian besar faksi di PLO telah menolak proposal Kerry yang telah telah diperjuangkan selama berbulan-bulan dalam diplomasi ulang-alik.
"Hal ini menggembirakan bahwa ada perdebatan serius seperti tentang masalah ini," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri dalam satu pernyataan pada Jumat pagi.
"Kami memahami bahwa ada banyak pandangan yang dipegang kuat dan menghargai upaya untuk menemukan landasan untuk bergerak maju."
Tetapi, resmi dikonfirmasi bahwa menteri luar negeri akan berangkat ke Washington Jumat setelah berkonsultasi dengan para pihak.