REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar bersikukuh menjadikan ketua umumnya, Aburizal Bakrie (Ical), sebagai calon presiden (capres) pada 2014. Meskipun, elektabilitas politisi yang akrab dipanggil Ical itu masih berada di bawah beberapa nama lainnya yang dikabarkan akan masuk bursa capres.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham, mengatakan, pencalonan Ical sudah menjadi harga mati bagi partainya. Kini, menurut dia, partai tengah fokus dengan tugasnya untuk memenangkan Ical. Untuk mencapai tujuan itu, Idrus mengatakan, salah satunya dengan mengefektifkan roadshow dari daerah ke daerah, desa ke desa. "Kita semakin intensifkan," kata dia, saat dihubungi ROL, Ahad (21/7).
Menurut Idrus, hampir setiap pekannya Ical akan melakukan kunjungan ke daerah-daerah. Cara ini diharapkan bisa mengangkat popularitas Ical di mata masyarakat. Langkah ini pun menjadi salah satu pilihan Golkar untuk menjawab kritikan selama ini. Sempat muncul pandangan Golkar harus melakukan evaluasi terkait pencapresan Ical. "Evaluasi ini bukan kepada tokohnya. Akan tetapi, mengenai langkah-langkah politiknya. Sudah bagaimana," ujarnya.
Meskipun sudah memantapkan diri sebagai capres, Ical hingga saat ini belum memastikan sosok yang akan menjadi cawapres. Idrus mengatakan, partai tengah mengkaji siapa saja tokoh-tokoh yang berpotensi menjadi calon pendamping Ical. Namun saat ini, masih belum ada keputusan pasti. Berdasar pada hasil kajian itu, Idrus mengatakan, Ical bisa mengajukan siapa sosok yang sesuai harapan untuk menjadi calon pendampingnya.
Belakangan muncul kabar Ical tengah mendekati Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi. Idrus tidak menutup kemungkinan Ical menggandeng Jokowi. Menurut dia, dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi. "(Dengan Jokowi) hal itu mungkin saja," kata dia.