REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau kembali mencemari udara Semenanjung Malaysia. Namun pencemaran belum separah peristiwa pada Juni 2013 lalu.
Mencegah pencemaran semakin buruk, BNPB akan menggelar operasi kebakaran lahan.
Humas BNPB Agus Wibowo, Senin mengatakan, BNPB baru saja menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah lembaga atau instansi terkait, termasuk TNI/Polri.
"Rapat koordinasi tadi pagi langsung dipimpin oleh Kepala BNPB Syamsul Maarif dan membahas persoalan kabut asap dan kebakaran lahan atau hutan di seluruh wilayah rawan di Tanah Air," kata dia.
Ia menjelaskan, saat ini diperkirakan ada sembilan wilayah provinsi yang tengah dalam kondisi rawan kebakaran lahan atau hutan yang terbagi dalam dua zona, yakni Sumatera dan Kalimantan.
Di zona Sumatera, selain Riau, kata dia, daerah rawan juga berada pada Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, dan Aceh. Kemudian untuk zona Kalimantan, kata Agus, yakni meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah serta Kalimantan Timur.
"BNPB akan melakukan operasi kebakaran lahan di sembilan wilayah rawan tersebut guna mengantisipasi bencana kabut asap seperti yang terjadi pada Juni 2013. Dua negara tetangga (Malaysia dan Singapura) sampai protes," katanya.