REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus kekerasan seksual terhadap anak makin marak terjadi di Kabupaten Sukabumi. Hingga pertengahan Juli ini sudah terjadi sebanyak 17 kasus kekerasan seksual yang dialami anak-anak.
"Kekerasan seksual yang dialami anak harus mendapatkan penanganan khusus,’’ ujar Bupati Sukabumi, Sukmawijaya, disela-sela peringaan hari anak nasional di Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi, Selasa (22/7). Pasalnya, kasus yang terjadi cukup banyak dibandingkan sebelumnya.
Selama ini, kata Sukmawijaya, pendampingan dan penanganan kekerasan seksual terhadap anak dilakukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi.
Penanganan juga dengan melibatkan sejumlah elemen masyarakat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).Terakhir, kata Sukmawijaya, pemkab mendukung lahirnya organisasi forum anak Kabupaten Sukabumi (Forbumi) yang dilantik pada Selasa pagi.
Kehadiran lembaga yang digagas anak-anak ini akan lebih menyuarakan aspirasi dan kebutuhan anak-anak termasuk masalah kekerasan seksual.Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi Elis Nurbaeti mengatakan, kasus kekerasan seksual terhadap anak memang mengalami kenaikan setiap tahunnya.
"Kondisi yang mengkhawatirkan ini harus cepat ditanggulangi,’’ cetus dia.Kasus kekerasan anak yang dilaporkan ke P2TP2A sejak Januari hingga pertengahan Juli telah mencapai sebanyak 17 kasus.
Jumlah ini belum ditambah dengan kasus yang tidak terlaporkan atau terungkap.P2TP2A terang Elis, telah memberikan penanganan khusus terhadap korban kekerasan diantaranya dengan memberikan pendampingan secara psikologis.
Kondisi ini disebabkan mayoritas korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya.Elis mengungkapkan kasus kekerasan seksual meningkat karena semakin mudahnya anak-anak mendapatkan informasi negatif berupa konten pornografi dari perangkat handphone (HP) maupun internet.
Hal ini dinilai menjadi pemicu munculnya kekerasan seksual di tengah masyarakat.Diterangkan Elis, P2TP2A menggandeng MUI untuk terlibat dalam penanganan kasus kekerasan seksual.
Para ulama nantinya memasukkan muatan dakwah yang berisi himbauan untuk menghindari kekerasan seksual terhadap anak-anak.Di sisi lain, Elis mendukung kehadiran organisasi Forbumi yang dibentuk untuk menyuarakan aspirasi anak-anak.
Nantinya, anak-anak akan terlibat langsung dalam sejumlah kegiatan positif yang digagas P2TP2A.Direktur Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (Lensa) Daden Sukendar menambahkan, banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak di Sukabumi harus mendapatkan perhatian semua pihak.
Sehingga Lensa pada tahun ini membentuk Women Crisis Center (WCC) untuk membantu mengatasi kasus kekerasan seksual dan permasalahan perempuan lainnya seperti trafficking.