REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat politik Rajawali Foundation Nico Hardjanto mengatakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sulit untuk mendongkrak suaranya pada Pemilihan Umum 2014 nanti.
"Karena PKS kini masih tertahan dengan kasus dugaan korupsi yang membelit mantan presidennya, Lutfi Hasan Ishaq, dan kini masih berlangsung, bisa jadi kasus ini akan lama," katanya di Jakarta, Kamis.
Bila kasus tersebut kembali menghangat mendekati 2014, menurut dia, hal ini akan kembali menjadi pukulan bagi PKS. Untuk itu, menurut dia, PKS sangat sulit untuk mendongkrak suaranya dari tujuh persen seperti pada pemilu 2009 lalu. "PKS kalau bisa bertahan tujuh persen saja sangat baik," katanya.
Menurut dia, hasil jeblok di 2014 tampaknya membayangi partai itu, mengingat kasus tersebut telah menurunkan mental para kader PKS di lapisan masyarakat terbawah.
"PKS yang selama ini mencitrakan dirinya bersih, langsung ambruk, karena kini yang tersangkut presidennya, dan tentu ini mempengaruhi kader yang di bawah," katanya.
Apalagi, kasus tersebut, menurut dia, juga diikuti dengan serangan moral lainnya termasuk masalah istri-istri Lutfie Hasan Ishaq. Hal ini semakin membuat demoralisasi para kader lapisan terbawah.
Sementara itu, Dalam survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dilakukan pada awal Mei 2013 elektabilitas PKS berada di posisi delapan bersama PAN hanya meraih 3,8 persen.
Sedangkan hasil survei Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS) yang dilakukan pada 9-16 April 2013 menyebutkan elektabilitas PKS diposisi ke 7 dengan perolehan 2,7 persen.