Senin 29 Jul 2013 12:00 WIB

Masuki 10 Hari Terakhir, Muslim India Kebut Beribadah

Rep: Agung Sasongko/ Red: A.Syalaby Ichsan
Muslim India berbuka puasa di pelataran Masjid Jama, New Delhi, India.
Foto: AP PHOTO/Manish Swarup
Muslim India berbuka puasa di pelataran Masjid Jama, New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Muslim India memuji pemerintah yang mengakomodasi kebutuhan umat Islam. Itu membuat mereka leluasa beribadah sembari bekerja.

"Kami minoritas di India, tapi kami diizinkan menikmati bulan suci Ramadhan," kata Aftab Hamid, warga Delhi, kepada Onislam.net, Senin (29/7).

Selama Ramadhan, Muslim India mengalamni perubahan rutinitas signifikan. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk shalat, berdoa dan membaca Alquran.

Perubahan itu tidak permasalahkan pemerintah ataupun pihak swasta yang mempekerjakan Muslim India. "Kami bebas meninggalkan pekerjaan satu jam lebih awal setiap hari selama Ramadhan,"ujarnya.

"Ini membuat kami bisa berbuka dengan keluarga di rumah," ungkap Sakib Ahmed, pegawai pemerintah di Bhopal. Memasuki 10 terakhir, masjid di seluruh negeri ramai diisi mereka yang mencari ridha Allah. Pengajian rutin digelar, jamaah iktikaf pun mulai memenuhi seluruh sudur masjid.

"Ketika memasuki 10 hari terakhir, saya akan lebih giat beribadah," kata Atiqur Rehman, pekerja swasta di Jabalpur. Di luar itu, sudah menjadi tradisi Muslim India mengajak saudara mereka yang non-Muslim untuk berbuka bersama.

Ajakan itu tidak disia-siakan kalangan non-Muslim untuk menikmati kebersamaan."Mereka sangat senang. Yang menarik, mereka mulai ambil bagian dalam menyiapkan sajian berbuka," kata Hamid, warga Delhi.

Biasanya sajian berbuka diberikan kurma dan air kelapa. Selain itu buah-buahan juga disajidkan. "Sekarang Muslim India memiliki alternatif sajian berbuka di luar kurma," kata Jawed Khan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement