REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Warga Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, diminta mewaspadai penjualan daging sapi/kerbau yang dioplos dengan daging babi hutan di pasaran karena tingginya harga daging sapi saat ini.
"Kita minta masyarakat mewaspadai adanya penjualan daging babi hutan atau daging sapi/kerbau oplosan," kata Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pandeglang Onah di Pandeglang, Rabu.
Onah menjelaskan, ada beberapa perbedaan antara daging sapi/kerbau dengan babi hutan atau celeng yang bisa diketahui oleh masyarakat.
Dari warna, daging babi lebih pucat dari daging sapi. Warna daging babi mendekati warna daging ayam. Kemudian serat daging sapi lebih padat dan garis-garis seratnya terlihat jelas, berbeda dengan babi yang seratnya samar dan sangat renggang.
Perpedaan lainnya, lemak daging babi memiliki tekstur lebih elastis sementara lemak sapi lebih kaku dan berbentuk. Selain itu lemak pada babi sangat basah dan sulit dilepas dari dagingnya sementara lemak daging agak kering dan tampak berserat.
"Tekstur pada daging sapi lebih kaku dan padat dibanding dengan daging babi yang lembek dan mudah diregangkan," katanya.
Aroma daging sapi dengan babi, kata dia, juga berbeda. Untuk daging babi memiliki aroma khas tersendiri, sementara aroma daging sapi adalah anyir seperti yang telah diketahui semua masyarakat.
Onah juga menyatakan, telah menyampaikan imbauan pada para pedagang agar tidak menjadikan kesempatan tingginya harga serta banyaknya permintaan terpadah daging menjelang Lebaran, untuk melakukan penyimpangan dengan melakukan pengoplosan.