REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia, Dato 'Sri Mohd Najib Bin Tun Abdul Razak memperkenalkan pasar keuangan syariah Malaysia kepada dunia dan identitas merek ikonik baru, yakni 'Malaysia: Marketplace Keuangan Syariah Dunia'.
Hal tersebut menandai tonggak penting pengembangan industri keuangan syariah di Malaysia. Najib memperpanjang undangan terbuka bagi masyarakat keuangan global untuk berkolaborasi dengan pasar keuangan syariah Malaysia yang lengkap dengan peraturan dan pengawasan komprehensif.
Marketplace keuangan syariah secara progresif telah tumbuh secara signifikan lebih dari 30 tahun. Pemain dan pelaku industri global dapat mengambil keuntungan dari inovasi, keahlian dan kesepakatan arus pasar keuangan Malaysia untuk bertransaksi bisnis.
Kecanggihan pasar keuangan syariah Malaysia adalah hasil upaya bersama komunitas pengendali industri. Bank Negara Malaysia, Komisi Sekuritas Malaysia serta para ulama dapat memanfaatkan kerangka pasar komprehensif Malaysia untuk lebih mendorong pengembangan industri melalui kepemimpinan berpikir, inovasi dan peningkatan lintas batas.
Malaysia secara konsisten muncul sebagai salah satu tujuan utama dalam keuangan syariah, khususnya di perbankan syariah, sukuk dan pasar ekuitas Islam. Malaysia telah memimpin sejumlah peringkat global di bidang regulasi, produk dan jasa, infrastruktur, kemudahan melakukan bisnis, manajemen risiko dan audit serta statistik, pemasaran dan pendidikan penerbitan perdana terbaru dari investasi pemerintah berbasis Murabahah (GII).
Ini merupakan perkembangan penting dalam industri keuangan syariah. Penerbitan GII diterima secara luas,n yakni RM 4 miliar.
Pasar keuangan syariah Malaysia sangat kompetitif yang ditandai dengan peraturan kuat, pengawasan dan kerangka hukum syariah, aktifnya sukuk dalam pasar primer dan sekunder dan mekanisme penemuan harga efisien.
Komponen utama pasar keuangan syariah Malaysia termasuk perbankan syariah, pasar modal syariah, asuransi dan reasuransi syariah, tambahan layanan profesional, bakat pengembangan infrastruktur, dana syariah dan manajemen kekayaan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika