Sabtu 10 Aug 2013 08:31 WIB

Kenya: Tak Ada Unsur Teror Dalam Kebakaran Bandara

Bandara Jomo Kenyatta yang terbakar.
Foto: foxnews.com
Bandara Jomo Kenyatta yang terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Pemerintah Kenya, Jumat (9/8), mengesampingkan aksi teror sebagai penyebab kebakaran yang menghanguskan terminal kedatangan di Bandar Udara Internasional Jomo Kenyatta (JKIA) di negeri itu pada Rabu (7/8).

Presiden Uhuru Kenyatta mengatakan penyelidikan sedang berlangsung guna menentukan penyebab kebakaran besar yang mengganggu perjalanan udara ke dan dari berbagai tujuan di Afrika, Timur Tengah, Eropa dan Asia.

"Banyak orang telah menanyakan apa penyebab kebakaran. Penyelidikan sedang berlangsung. Dinas keamanan kami sendiri dari dan agen dari negara lain sahabat terlibat dalam penyelidikan itu," kata Kenyatta. "Kami sekarang dapat mengkonfirmasi tak ada unsur teror dalam kebakaran ini," kata Kenyatta dalam satu taklimat di bandar udara tersebut.

Presiden Kenya itu, yang berada di bandar udara yang terbakar untuk memeriksa kemajuan sejauh ini dalam upaya mengembalikan bandar udara paling sibuk di Sub-Sahara Afrika tersebut kepada operasi normal, mengatakan tak ada bukti mengenai ledakan atau bahan peledak.

"Ini hanyalah kebakaran yang berubah jadi buruk. Para penyelidik ingin mengetahui secara pasti apa yang penyebabnya. Mereka ingin mengetahui siapa yang bertanggung-jawab dan mengapa. Jika ada orang yang menjadi pelaku, termasuk kelalaian, mereka akan ditangani dengan penerapan hukum penuh," kata Kenyatta sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.

JKIA adalah pusat penerbangan paling besar di Afrika Timur dan kebakaran tersebut mengganggu lalu lintas udara di seluruh benua itu. Tak ada korban cedera serius yang dilaporkan dalam peristiwa tersebut, yang terjadi bersamaan dengan peringatan ke-15 pemboman Kedutaan Besar AS di Nairobi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement