REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD---Bom-bom mobil yang ditargetkan pada kafe-kafe dan pasar-pasar di Baghdad adalah termasuk diantara serangkaian serangan yang menewaskan 41 orang saat rakyat Irak mengakhiri Ramadan paling berdarah mereka dalam beberapa tahun.
Ledakan-ledakan itu adalah yang terbaru dalam aksi kekerasan yang pihak berwenang gagal atasi, dengan pertumpahan darah paling terburuknya sejak tahun 2008 di tengah-tengah kekhawatiran terjadi kembali perang sektarian besar-besaran yang melanda Irak selama beberapa tahun lalu.
Aksi kekerasan terbaru itu terjadi hanya beberapa minggu setelah serangan-serangan besar, yang diklaim kelompok garis depan Al Qaida di Irak, di penjara-penjara dekat Baghdad yang membebaskan ratusan anggota kelompok garis keras.
Serangan itu juga terjadi saat para pejabat keamanan melancarkan satu operasi keamanan luas selama beberapa minggu di utara Baghdad yang mereka katakan telah menewaskan dan menangkap sejumlah anggota kelompok garis keras.
Serangkaian serangan bom di delapan lokasi berbeda-- terutama di daerah berpenduduk mayoritas Sunni, daerah Syiah dan berbagai kelompok --tampaknya serangan-serangan terkoordinasi saat rakyat Irak merayakan Idul Fitri setelah bulan puasa berakhir.
Ledakan-ledakan menghantam pasar-pasar, kafe-kafe dan restoran-restoran menewaskan 27 orang , sementara aksi kekerasan sebelumnya, Sabtu menewaskan dua orang lainnya, kata para pejabat keamanan dan medis.