REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur bersama Pemerintah Kabupaten Sikka akan membahas masalah penanganan jangka panjang warga yang tinggal di sekitar lereng Gunung Rokatenda. "Apakah perlu ada kebijakan relokasi, dan kalau relokasi apakah masyarakat bersedia. Semuanya masih akan dibahas secara bersama-sama," kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.
Gunung Rokatenda yang terletak di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, itu pada hari Sabtu (10/8) memuntahkan kembali lahar panas dan menewaskan lima orang.
Gunung Rokatenda merupakan gunung berapi komposit (stratovolcano) yang pernah meletus pada tanggal 2 dan 3 Februari 2013.
Gunung Rokatenda atau juga disebut Gunung Paluweh adalah sebuah gunung api yang terletak di Pulau Palue, sebelah utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Gunung yang bertipe strato itu merupakan lokasi tertinggi di Pulau Palue dengan ketinggian 875 mdpl. Gunung ini secara geografis terletak di koordinat 121' 42' bujur timur dan 8?19' lintang selatan.
Letusan terhebat terjadi pada tanggal 4 Agustus--25 September 1928, yang sebagian besar terjadi karena tsunami menyusul gempa vulkanik. Penduduk Palue saat itu sebanyak 266 jiwa.
Letusan terakhir terjadi pada tanggal 23 Maret 1985 dengan embusan abu mencapai 2 km dan lontaran material lebih kurang 300 meter di atas puncak.
Setelah 20 tahun (1985--2005) senyap, pada tanggal 16 Januari 2005, Rokatenda menunjukkan kembali aktivitasnya.