REPUBLIKA.CO.ID, Arus orang berhilir-mudik sangat kental di tempat ini. Baik satu-satu ataupun bergerombol bersama beberapa orang lainnya, mereka terlihat memiliki tujuan yang harus dicapai.
Tak hanya yang akan meninggalkan titik keberangkatan kereta ini, yang baru tiba pun menyimpan asa. Ya, bagi yang akan bermudik atau bertolak dari Ibu Kota ini dengan menggunakan jasa angkutan kereta api, memiliki asa untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.
Wajah-wajah itu menyiratkan ketidaksabaran dalam menanti, kapan kira-kira secepatnya kereta yang akan membawa mereka datang merapat di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat itu.
Sedangkan, asa yang disimpan bagi sejumlah besar penumpang lainnya ialah, sudah tentu pekerjaan. Keinginan untuk sesegeranya bekerja, sangat diimpikan oleh mereka yang baru saja mendarat di stasiun atau terminal-terminal bus di Jakarta. Pekerjaan menjadi target utama, alasan yang melandasi mengapa pendatang membidik Ibu Kota.
Seperti yang diakui oleh Heri Prihantoro. Ya, Heri bukanlah pendatang baru Ibu Kota. Setidaknya, ia sudah beberapa belas bulan merasakan udara Jakarta. ''Sulit memang, mencari pekerjaan,'' ujarnya, saat ditemui Republika di Stasiun Senen, Jakarta Pusat.
Heri menerangkan, dirinya sudah satu setengah tahun atau 18 bulan berada di Jakarta. Awalnya sulit memang ia rasakan saat mencari pekerjaan di kota ini. Tetapi, berkat bantuan badan kepegawaian di daerah Kebumen, Jawa Tengah, pria asal Kebumen itu, akhirnya tak sia-sia menapaki kaki di kota metropolitan ini.
''Saya bekerja di salah satu perusahaan kendaraan bermotor di Pulogadung,'' katanya.
Jelas, ungkap Heri, beban kerja yang dipikul semasa di kampung halaman itu berbanding terbalik. Rupanya, bekerja di kota tak seberat seperti bertani di Kebumen. Ia mengatakan, setiap harinya harus pergi ke sawah kala belum menjejakkan kaki di Jakarta. Setiap hari, Heri harus mencangkul.
Tujuan Heri datang ke Jakarta adalah untuk mencari pekerjaan yang tingkatannya baik. Kini ia sudah mendapatkannya. ''Benar-benar, pengalaman cari kerja di sini tak terlupakan,'' kata pria yang tinggal di kawasan Pulojahe, Jakarta Timur itu.
Sementara, asa lainnya masih ditaruh Ryan di dalam hati. Rupanya tak hanya Heri yang ingin memiliki penghidupan yang lebih baik. Berasal dari daerah yang sama, Kebumen, Ryan ingin sekali mendapatkan pekerjaan di Jakarta. ''Baru datang. Iya, niatnya untuk mencari kerja,'' katanya sambil malu-malu ke luar peron.
Ryan masih belum mengetahui akan melamar dimana dan bekerja sebagai apa di Ibu Kota. Untuk tempat tinggal pun, ia berencana akan menumpang di rumah saudara. ''Nekat saja sih,'' singkatnya sambil tersenyum. Terlihat, dirinya pun tak terlalu membawa banyak tentengan perantauan. Hanya tas ransel dan jaket yang dikenakannya.
Sepertinya wajah-wajah muda seperti Ryan dan Heri selama beberapa minggu ke depan ini akan memenuhi keberagaman pencari kerja di Jakarta. Mereka berharap keberuntungan dan kesuksesan bisa diraih, dengan menginjakkan kaki di sebuah kota yang katanya merupakan surganya lapangan pekerjaan ini.