REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebagian petani bawang merah di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, beralih tanaman mengembangkan jagung manis dengan alasan modal terjangkau memasuki kemarau basah.
Mashudi, salah seorang petani bawang merah di Pabedilan Kabupaten Cirebon, Selasa, mengatakan, memasuki kemarau basah resiko tanam bawang merah cukup tinggi karena serangan berbagah hama mengancam gagal panen.
Mereka beralih mengembangkan jagung manis dengan alasan selain modalnya terjangkau juga tahan terhadap cuaca. Menurut dia, selama kemarau basah berkali-kali tanam bawang merah hasilnya kurang memuaskan, hasil panen rendah sedangkan modal tanam cukup tinggi dibandingkan tanaman lain.
"Modal tanam bawang merah saat kemarau basah satu hektare lahan bisa mencapai Rp 50 juta, kebutuhan untuk peptisida cukup tinggi sehingga modal tanam mereka bertambah, sedangkan untuk tanaman paliwija seperti jagung manis terjangkau,"katanya.
Sebagian lahan bawang merah di Kabupaten Cirebon terus berkurang, kata dia, hal itu disebabkan akibat para petani mengalihkan tanaman, seperti dirinya mengembangkan jagung ada juga yang bertahan tanam padi.
Muryanto petani lain mengaku, sudah dua kali musim tanam tidak berani tanam bawang merah karena modalnya tinggi, kondisi cuaca tidak menentu serangan hama terus bervariasi, petani sulit mengatasinya sehingga hasilnya kurang maksimal.
Kini, mencoba keberuntungan mengembangkan jagung manis karena permintaan cukup tinggi, selain itu jagung manis memiliki ketahanan serangan hama saat kemarau basah.