Rabu 14 Aug 2013 18:02 WIB

Pengamat: Konvensi Momentum Partai Demokrat Menjadi Partai Modern

Partai Demokrat
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Miqdad Husein menyatakan penyelenggaraan konvensi calon presiden merupakan momentum Partai Demokrat untuk menjadi partai modern yang tak bergantung pada sosok Susilo Bambang Yudhoyono selaku pendiri dan pemimpinnya.

"SBY sebagai tokoh sentral sudah saatnya melepaskan Partai Demokrat menjadi partai yang berbasis sistem kepartaian modern dan konvensi adalah momentum yang bisa menjadi titik awal Partai Demokrat menjadi partai modern," kata Miqdad Husein di Jakarta, seperti dikutip Antara.

Direktur Litbang Bina Mulia Indonesia itu menegaskan figur Susilo Bambang Yudhoyono selaku pendiri, ketua majelis tinggi, ketua dewan pembina, ketua dewan kehormatan, dan ketua umum Partai Demokrat, harus bisa membersihkan partai itu dari kultur feodal.

Ia mengatakan jika komite bekerja secara jujur dan terbuka serta mekanisme konvensi berjalan demokratis, bisa menjadi perahu penyelamat keterpurukan Partai Demokrat setelah dilanda berbagai skandal korupsi sebagian elit partainya.

Sebaliknya, kata Miqdad, bila konvensi sekadar seremonial dan semata-mata berangkat demi kepentingan pencitraan maka konvensi akan membuat Partai Demokrat menghadapi masalah baru yang membebani partai itu dalam menghadapi Pemilu 2014, baik Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden.

Oleh karena itu, katanya, atmosfer ketergantungan Partai Demokrat pada figur sentral harus ditinggalkan.

"SBY harus lapang dada melepaskan Partai Demokrat dari ketergantungan atas dirinya. Itu jika SBY ingin dikenang sebagai seorang yang mampu mendorong iklim demokrasi di negeri ini," katanya.

Konvensi secara Terbuka

Dewan Penasihat The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jeffrie Geovanie tercatat sebagai pengamat yang pertama kali menyarankan agar partai politik menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden.

Ia sudah mewanti-wanti agar penjaringan capres digelar terbuka dan demokratis. "Harapan saya Demokrat terbuka dalam mekanisme dan penetapan hasil akhir dari konvensi ini. Harusnya begitu. Kalau tidak, akan jadi bumerang," kata Jeffrie pertengahan April lalu.

Sebagai warga negara, Jeffrie saat itu mengungkapkan harapannya, bahwa yang menentukan siapa yang menjadi calon presiden di antara peserta konvensi itu adalah rakyat, pemilih pada umumnya. 

"Kalau survei pemilih nasional yang menjadi basis dalam mengambil keputusan, maka calon yang ditetapkan akan sangat mencerminkan aspirasi pemilih nasional," jelasnya.

Tak hanya itu, Jeffrie juga mengingatkan, pendaftaran konvensi bersifat terbuka. Artinya tidak hanya diikuti kader Demokrat. Dengan itu, tokoh-tokoh alternatif dari generasi baru bisa ikut konvensi.

"Setahu saya Demokrat akan membuat konvensi terbuka. Tentu Demokrat tidak membatasi generasi. Tapi jelas terbuka terhadap generasi baru, yang merupakan generasi pemilih mayoritas," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement