Ahad 18 Aug 2013 22:46 WIB

74,78 Persen Publik Merindukan Hari Raya Serentak

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Citra Listya Rini
Nuansa takbir keliling menyambut Hari Raya Idul Fitri
Foto: Antara
Nuansa takbir keliling menyambut Hari Raya Idul Fitri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Rully Akbar mengatakan,  sebanyak 74,78 persen publik merindukan Hari Raya secara serentak di seluruh Indonesia.

"Meskipun penduduk Indonesia menghargai perbedaan mereka ternyata merindukan hal ini," katanya di Jakarta, Ahad, (18/8).

Sedangkan publik yang menilai Hari Raya tidak harus serentak, kata Rully, hanya sebanyak  22,12 persen. Mereka menganggap Hari Raya  dilakukan berdasarkan kepercayaannya. Sedangkanya publik yang tidak tahu sebanyak  3,10 persen.

 

Agar Hari Raya bisa dilaksanakan secara serentak, ujar Rully,  harus ada kesediaan para ulama,  pimpinan ormas Islam, maupun ilmuwan untuk menyatukan parameter dalam menentukan awal Ramadhan dan Lebaran.

"Harus dilakukan kumpul bersama untuk menentukan tanggal yang tetap," ujarnya.

Ilmu pengetahuan, terang Rully, harus digunakan secara maksimal  untuk melakukan prediksi secara akurat menentukan awal Ramadhan dan Lebaran. Pemerintah juga harus  konsisten dalam penanggalan awal Ramadhan dan Lebaran.

Berdasarkan survei LSI, sebanyak  53, 66 persen publik menilai ilmu pengetahuan sudah mampu menentukan awal Ramadhan dan Lebaran. Hanya 31, 71 persen publik yang menilai ilmu pengetahuan  tidak bisa menentukan awal Ramadhan dan Lebaran. Sedangkan  14,63 persen publik tidak tahu.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement