REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby menyayangkan sikap Kementerian Agama (Kemenag) yang menuding hasil survei LSI yakni publik menginginkan peran pemerintah dalam sidang Isbat minimal saja sebagai bentuk provokasi.
Menurut Adjie, survei LSI yang menunjukkan sebanyak 51,08 persen publik menilai pemerintah tidak perlu terlibat sidang Isbat hanyalah hasil survei LSI semata, tidak ada tendensi apa-apa.
"LSI hanya berupaya merekam opini masyarakat sebab mereka yang terkena dampak dari kebijakan pemerintah. Kami tidak memiliki kepentingan apapun, apalagi kepentingan politik," kata Adjie di Jakarta, Senin, (19/8).
Sebaiknya, ujar Adjie, Kemenag lebih terbuka terhadap hasil survei LSI. Selain itu juga menempatkan survei ini sebagai bahan evaluasi kebijakan penetapan awal puasa dan Lebaran.
Selama ini, terang Adjie, belum ada survei opini publik yg menanyakan respon masyarakat trhdap pelaksanaan sidang Isbat. Padahal kebijakan itu berdampak langsung kepada masyarakat.
Jika Kemenag menilai negatif hasil survei LSI, lanjut Adjie, justru hanya menunjukan arogansi dan sikap tidak aspiratif Kemenag terhadap pendapat masyarakat. "Harusnya Kemenag bersikap terbuka karena itu hasil opini masyarakat," katanya.