Selasa 20 Aug 2013 17:46 WIB

IHSG dan Rupiah Anjlok, BI Diminta Buka Katup Multilateral

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Rupiah
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melorot. Untuk mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) diminta membuka katup pinjaman melalui perjanjian multilateral.

Dalam kurs tengah BI, rupiah berada pada level Rp 10.504 per dolar AS, melemah 53 basis poin (bps) dari hari sebelumnya. Sementara itu, dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG anjlok 177,2 poin atau 4,11 persen menjadi 4.136,32 poin.

Kepala Sub Divisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan Lembaga Penjaminan Simpanan, M. Doddy Ariefianto, mengatakan BI sebaiknya mulai membuka katup-katup perjanjian bilateral dan multilateral yang selama ini terjalin. Sebagai contoh, Chiang Mai Inisiatif Multilateral (CMIM).

Perjanjian antar negara anggota ASEAN, China, Jepang, dan Korea itu memberikan perjanjian sebesar 120 miliar dolar AS untuk mengatasi masalah neraca pembayaran dan likuiditas jangka pendek. "Dana-dana pinjaman itu dapat digunakan untuk mengantisipasi tekanan di pasar keuangan," ujar Doddy, Selasa (20/8).