Ahad 25 Aug 2013 20:05 WIB

Alutsista Indonesia Tertinggal dari Malaysia

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Fernan Rahadi
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (dua kanan), meninjau kesiapan pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI Angkatan Darat (AD) di lapangan Monas, Jakarta, Kamis (4/10).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (dua kanan), meninjau kesiapan pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI Angkatan Darat (AD) di lapangan Monas, Jakarta, Kamis (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memastikan membeli main battle tank (MBT) Leopard 2A6 sebanyak 100 unit dan tank medium Marder 50 unit dari Jerman. TNI AD mendukung penuh kebijakan pembelian itu lantaran sudah sangat mendesak untuk direalisasikan.

 

Komandan Batalyon Kavaleri 8/Tank Narasinga Wiratama Letkol Otto Sollu menginginkan MBT Leopard bisa segera dihadirkan di Indonesia. Saat ini, satuannya diperkuat Tank FV-101 Scorpion sebanyak 53 unit. Tank Scorpion termasuk kelas medium dan didatangkan pada 1997.

 

Melihat perimbangan kekuatan negara lain, Otto meminta dukungan semua pihak agar MBT Leopard segera menggantikan Tank Scorpion. Apalagi, pihaknya sudah membangun garasi yang telah disiapkan untuk menampung MBT Leopard.

 

Karena alutsista TNI AD sudah ketinggalan zaman, ia berharap kedatangan MBT Leopard dipercepat demi menjaga kedaulatan NKRI. Keunggulan tank produksi Rheinmetall itu, sambungnya, memiliki daya tahan dan kekuatan, serta akurasi tembakan paling canggih. “Kita sudah siap menerima alutsista yang baru. Masa kita negara besar belum punya tank besar?” katanya kepada Republika pekan lalu.

 

Menurut Otto, dibanding negara tetangga, Indonesia jauh tertinggal. Bukan bermaksud merendahkan diri, kata dia, fakta itu membuatnya miris. Ia menyebut, Malaysia dan Singapura sudah diperkuat MBT Leopard dan Tank M1 Abrams. Adapun, Cina dan India sudah bisa membuat tank tempur utama hasil transfer teknologi dari Rusia. “Negara lain sudah punya. Agar TNI kuat, kedatangan Leopard harus didukung,” kata Otto.

 

Selain garasi, pihaknya sudah menyiapkan SDM untuk mengoperasikan MBT Leopard. Sebanyak 46 prajurit dan 12 cadangan sudah belajar mengemudikan tank melalui simulasi dan kajian berbagai referensi. Sebanyak 494 prajurit juga sudah menjalani kursus bahasa Jerman untuk memudahkan komunikasi dengan teknisi dalam pembelajaran transfer of technology (ToT). “Intinya prajurit sudah siap, kendaraan tempur yang belum datang.  Kita tunggu saja,” katanya.

 

Peremajaan alutsista juga dilakukan di Batalyon Artireli Medan (Yon Armed) I/105 Tarik, Singosari. Rencananya, satuan yang menginduk ke Divisi Infanteri II/Kostrad itu bakal kedatangan kendaraan multi launcher rocket system (MLRS) Astros II MK6 dari Brasil. Keunggulannya, peluncur roket itu mampu menjangkau sasaran musuh sejauh 300 kilometer dan mampu menghancurkan kapal induk beserta muatannya.

 

“Kita siap menerima Astros, selaku komandan saya bangga sekali menyiapkan dari segi kualitas sarana dan prasarana agar senjata itu nantinya dpat digunakan dan dipelihara sesuai fungsinya demi memperkuat satuan ini,” kata Komandan Yon Armed Letkol Arya Yudha.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement