REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin menyebutkan sejumlah nama yang diduga menerima fee dalam proyek-proyek yang terindikasi korupsi. Ia pun menantang nama-nama itu untuk melaporkan balik jika ia hanya menuduh tanpa bukti.
"Intinya begini, siapa yang keberatan, silakan laporkan saya (dalam pasal) pencemaran nama baik," kata Nazar yang ditemui usai pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (29/8).
Nazar mengakui sejak ia buka-bukaan sejumlah proyek terindikasi korupsi dan nama-nama yang terlibat dalam pemeriksaan di KPK, ia mendapatkan sejumlah ancaman. Menurut dia, ia tidak ada niat untuk menjatuhkan pihak-pihak tertentu.
Dalam pemeriksaan, ia memang ditanya mengenai sumber dana pemenangan Anas dan ia pun menjelaskannya kepada penyidik. Memang banyak yang tersinggung dan mengintimidasi, namun ia mengaku sudah pasrah dan berniat membantu KPK.
"Saya akan betul-betul membantu KPK dengan apa adanya, jadi tidak ada kepentingan apa-apa," katanya menjelaskan.
Maka itu, ia siap jika ada pihak yang melaporkannya terkait pengungkapan hal ini. Kalau nanti dipanggil KPK, ia menantang agar silakan mengklarifikasinya secara baik-baik.
Ia juga mengimbau kalau ada pihak yang telah menerima uang dari proyek-proyek terindikasi korupsi yang ia sebut, segeralah untuk dikembalikan kepada KPK.
"Kalau memang ada terima uang cepat balikin ke KPK, cepat-cepat, mudah-mudahan dimaafin daripada bilang saya ini, saya itu. Terakhir kayak Anas pula, satu rupiah (terima) gantung di Monas, berapa biayanya untuk beli talinya," sindir Nazar.
Sebelumnya adanya ancaman yang diterima Nazar diungkapkan kuasa hukumnya, Elza Syarief beberapa waktu lalu. Elza mengatakan ancaman yang diterima Nazar dari bom Molotov yang dikirimkan ke rumah Nazar di Pejaten hingga didatangi di sel tahanannya di Lapas Sukamiskin.