REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim mengaku pernah bertemu dengan Ahmad Fathanah di Kuala Lumpur. Dalam surat dakwaan disebut pertemuan itu salah satunya membahas mengenai kesalahpahaman antara Ridwan dengan Direktur Utama PT Indoguna Maria Elizabeth Liman terkait tunggakan pembayaran proyek sebelumnya.
Ridwan mengatakan berangkat ke Kuala Lumpur sekitar 20 Januari 2013. Ia pergi ke luar negeri setelah mendapat ajakan dari Luthfi Hasan Ishaaq, yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Ridwan mengaku bukan kader partai. Tapi ia menerima ajakan Luthfi itu. "Luthfi Hasan memang sedang dekat dengan saya. Beliau banyak ngobrol," kata dia, saat bersaksi dalam kasus dugaan korupsi permohonan penambahan kuota impor sapi dengan terdakwa Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (29/8).
Menurut Ridwan, Luthfi pergi ke Kuala Lumpur terkait agenda partai. Sedangkan dia sendiri tidak mengikuti acara tersebut. Ia mengaku hanya bermain untuk bertemu teman-temannya. Namun ketika berada di sana, ia sempat bertemu dengan Fathanah dan Elda Devianne Adiningrat. "Saya kaget bertemu kedua orang ini," kata dia.
Ridwan mengaku tidak pernah mengatur janji untuk bertemu dengan Fathanah atau pun Elda. Ia memang mengetahui Fathanah orang dekat Luthfi. Hanya saja, Ridwan juga tidak menyangka Fathanah ada di Kuala Lumpur. "(Fathanah) bilang, kebetulan ada di sini," ujar Ridwan.
Luthfi, Ridwan, dan Fathanah sempat sarapan bersama. Menurut Ridwan, Luthfi kemudian pamit untuk mengikuti acara partai. Setelah itu, baru Fathanah mengajaknya untuk bertemu seseorang di sebuah kafe. Di sana Ridwan bertemu dengan Elda. "(Fathanah) cuma bilang ini orangnya (Maria) Elizabeth," kata dia.
Menurut Ridwan, Elda juga mengenalkan diri sebagai ketua Asosiasi Perbenihan Indonesia. Dalam pertemuan itu, ia mengatakan, Elda kemudian menyinggung persoalan dalam pemberitaan pada 2011. Ridwan mengatakan, dalam pemberitaan di salah satu media, ia memang sempat disangkutpautkan dengan pengurusan kuota impor daging sapi. Ridwan kemudian mengaku mengklarifikasi persoalan itu pada Fathanah dan Elda.
Ridwan membantah mempunyai masalah dengan PT Indoguna. Karena, ia merasa tidak pernah mengetahui persoalan kuota impor daging dan tidak pernah melakukan perjanjian apa pun dengan Indoguna. Ia menyangkal pemberitaan yang pernah mengaitkannya dengan masalah kuota impor daging itu. "Tidak pernah ada deal apapun antara saya atau PKS dengan Indoguna. Kita tidak pernah bekerja sama," kata dia.