Ahad 01 Sep 2013 02:00 WIB

Tahun ke-77 Abah Alwi, Merayakan Lahirnya Budayawan Betawi

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Abah Alwi
Foto: Republika
Abah Alwi

REPUBLIKA.CO.ID, Budayawan Betawi Alwi Shahab saat ini telah menginjak usia 77 tahun. Hari jadinya tahun ini dirayakan dengan sederhana di rumah pribadinya bersama anak dan cucunya.

Kelima anak dan beberapa cucunya telah berkumpul sejak pagi untuk merayakan pria kelahiran Kwitang, Jakarta Pusat (31/8/1936). Mereka membawa kue ulang tahun dengan lilin yang berjumlah 77 buah.

Mantan wartawan Antara yang kini dikenal sebagai wartawan senior Republika ini. Abah Alwi begitu sapaan akrabnya sejak 13 tahun terakhir telah menjadi narasumber utama bagi berbagai media di Indonesia terkait sejarah dan budaya betawai.

"Saya menjadi sejarahwan sejak menulis mengenai sejarah betawi sejak 15 tahun lalu setiap dua pekan sekali,"ujarnya pada Republika, Sabtu (31/8). Banyak media yang terkesan dengan tulisannya mulai sejarah Glodok hingga ke Pasar Ikan. 

Tulisannya yang selama ini ditekuninya dipengaruhi oleh seorang jurnalis yang sangat ia kagumi. Wartawan yang berselang usia 12  tahun lalu itu telah mendahuluinya di usia 89 tahun dengan banyak karya yang telah dibuatnya baik buku dan artikel.

Seperti  Rosihan Anwar, Abah Alwi  mengikuti jejaknya untuk membaca buku sedikitnya dua jam setiap hari. Buku yang kini telah dibuatnya telah mencapai 10 buah.

Buku yang paling berkesan baginya adalah buku yang pertama ditulis dan diterbitkan oleh Republika berjudul 'Robinhood dari Betawi' yang diterbitkan pada 2001 lalu.

Buku lain yang ditulis olehnya antara lain Saudagar Baghdad dari Betawi, Maria Van Engels : Menantu Habib Kwitang, Hukum Pancung di Batavia, Batavia Kota Banjir, Kasino Bernama Kepulauan Seribu, Oey Tambahsia Playboy Betawi, Betawi Queen of The East, Ciliwung Venesia dari Timur, dan Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia.

Selain kecintaannya pada menulis buku diapun sangat mencintai pekerjaannya sebagai seorang jurnalis. Banyak peristiwa pnting dan lahirnya tokoh-tokoh besar didukung oleh tulisan tajam dari seorang jurnalis.

Perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan diumumkannya melalui media massa berkat tangan-tangan jurnalis. Hingga saat ini dia tetap setia dengan profesinya meskipun dari pekerjaannya tidak dapat menjadikannya kaya raya.

Kunci sukses sebagai seorang wartawan bagi generasi muda saat ini harus terus belajar. "wartawan generasi muda jangan pernah lelah untuk mencari tahu masalah yang terjadi dan selalu memperbaharui pengetahuan dengan banyak membaca,"ujarnya.

Kakek dari enam anak dan 16 cucu ini berharap suatu saat ada keturunannya yang meneruskan profesinya kelak. Meskipun saat ini belum ada anak maupun cucu yang melanjutkannya tetapi mereka telah membuatnya bangga.

Saat ini dia masih ditemani oleh istrinya Maryam Shahab dan kelima anaknya di Jakarta. Karena anak keenamnya Fatimah Shahab saat ini telah bekerja di Amerika Serikat dan menjadi warga negara disana.

Kelima anaknya yang hadir saat menemani ayahnya ulang tahun hari ini diantaranya Yusuf Shahab, Yuli Shahab, Frida Shahab, Roqayah Shahab, dan Abdullah Shahab. Sedangkan cucunya yang turut hadir juga diantaranya Ahmad Fikri Shahab dan Selvi Shahab.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement