Ahad 01 Sep 2013 09:55 WIB

Bima Arya Pecahkan Rekor Mengajar Terlama

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bima Arya Sugianto berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan mengajar dalam waktu yang cukup lama.

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat memuji Bima Arya sebagai seorang intelektual sekaligus aktivis politik di Indonesia."Sebagai seorang pembelajar dan pengajar sekaligus politisi, Bima telah menarik perhatian kita bahwa ada beberapa hal yang perlu terus ditingkatkan dalam peningkatan kualitas pendidikan Indonesia," ujar Komaruddin.

Komaruddin juga mengatakan, bangsa ini membutuhkan lebih banyak lagi sosok intelektual-aktivis seperti Bima. Seperti diketahui, Bima adalah dosen Universitas Paramadina. Dia juga pimpinan Lead Institute, lembaga pengkajian di Paramadina. Jebolan FISIP Universitas Parahyangan, Monash University Australia, dan Australian National University ini juga pendiri lembaga riset Charta Politika. Sebelum bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN), Bima dikenal sebagai pengamat dan konsultan politik. "Idealnya partai-partai yang menyuplai penyelenggara negara baik di eksekutif maupun legislatif juga punya banyak model intelektual-aktivis seperti ini. Akan memberi pengaruh positif yang signifikan pada berbagai produk kebijakan," ungkap Komaruddin.

Bima Arya mengajar nonstop selama 17 jam 45 menit di sejumlah tempat di Kota Bogor, daerah kelahiran dan tempat tinggalnya pada Senin (26/8) lalu. Dia mulai mengajar sejak selepas subuh hingga menjelang tengah malam dengan tema besar pengembangan karakter dan kepemimpinan. Salah satu peraih gelar doktor termuda di Indonesia ini menyesuaikan metode pengajaran dengan audience mulai santri, majelis taklim, siswa pendidikan anak usia dini (PAUD), TK, SD, SMP, SMA, SMK, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), mahasiswa, anggota Karang Taruna, kader Posyandu, hingga para guru honorer. "Terus terang saya tidak sering bersentuhan langsung dengan Bima dalam dunia akademik maupun pemikiran. Namun setahu saya dia dosen yang baik, selalu menguasai materi yang disampaikannya, dan yang tak kalah penting, seorang komunikator yang piawai. Menginspirasi atau tidak, dikembalikan kepada mereka yang diajarnya di kelas," kata Komaruddin.

Tokoh pendidikan Arif Rahman Hakim menilai perlu mengembangkan pendidikan karakter dan kepemimpinan sejak usia dini. Aksi yang dilakukan Bima menurutnya merupakan langkah positif bagi seorang politisi.  "Menarik perhatian bisa berbagai cara salah satunya dengan rekor tadi. Menurut saya efeknya signifikan. Meski dilakukan di Bogor tapi sasarannya nasional," ujar Arief.

Dia juga menekankan, masih banyak pendidik, peserta didik, dan pendidikan itu sendiri yang luput dari perhatian kita terutama di daerah terpencil. "Mungkin Bima dari Bogor bisa mencetuskan sesuatu untuk skala nasional dan berdampak positif signifikan," pungkasnya.

Sementara itu, Bima Arya mengatakan, pencetakan rekor ini adalah taktik untuk menarik perhatian para pemangku kepentingan bukan hanya di Bogor atau Jawa Barat, tapi  dalam skala nasional bahwa pendidikan dan pendidik sama-sama penting."Kesejahteraan guru perlu lebih diperhatikan terutama para guru honorer supaya bisa konsentrasi mengajar sehingga menghasilkan para pelajar berkualitas. Di sisi lain, guru pun dituntut kreatif, inovatif, interaktif, dan improvisasi dalam metode mengajar dan mendidik agar siswa tidak jenuh. Beradaptasi dengan perubahan," katanya. (adv)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement