REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Sepanjang 2013 ini tercatat sebayak 48 kasus baru HIV dan AIDS di Kabupaten Sukabumi. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, pada 2012 lalu temuan kasus baru HIV dan AIDS hanya sebanyak 22 kasus. Sedangkan pada 2011 hanya sejumlah 14 kasus.
"Dari rentang waktu Januari-Agustus 2013 tercatat 48 kasus baru HIV dan AIDS," ujar Sekretaris KPA Kabupaten Sukabumi, Asep Suherman, kepada Republika, Rabu (4/9).
Data ini menunjukkan adanya peningkatan kasus baru dari tahun ke tahun. Menurut Asep, penularan kasus HIV dan AIDS di Sukabumi masih didominasi karena penyalahgunaan narkoba melalui jarum suntik.
Sementara sebagian lainnya ditularkan melalui hubungan seks tidak sehat. Dari data KPA, ujar Asep, rata-rata penderita HIV dan AIDS berusia antara 20 tahun hingga 29 tahun. Hal ini menunjukkan mereka adalah penduduk usia produktif.
Asep mengungkapkan, peningkatan temuan kasus baru ini harus disikapi serius oleh semua pihak. Salah satunya dengan menggiatkan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV dan AIDS.
Terlebih, Asep melanjutkan, saat ini kepala daerah langsung menjadi ketua KPA. Sehingga upaya penanganan HIV dan AIDS akan lebih massif dibandingkan sebelumnya.
Ketua KPA Kabupaten Sukabumi sekaligus Bupati Sukabumi, Sukmawijaya berjanji akan memberikan perhatian khusus dalam penanganan HIV dan AIDS. "Saya akan terjung langsung memimpin penanganannya," cetus dia.
Termasuk dalam menghadiri acara yang bertemakan HIV dan AIDS.Sukmawijaya berharap, kasus HIV dan AIDS dapat ditekan semaksimal mungkin. Caranya dengan melakukan kegiatan sosialisasi mengenai bahaya penyakit tersebut kepada masyarakat luas.
Misalnya dengan memasang spanduk maupun baliho bahaya HIV dan AIDS di depan pabrik maupun sekolah. Pemasangan baliho di pabrik karena di sana terdapat ribuan karyawan yang bekerja.
Sementara di sekolah terdapat banyak anak-anak yang memerlukan informasi mengenai bahaya penyakit tersebut.Ditambahkan Sukmawijaya, dalam billboard itu disebutkan penyebab dan dampak penyakit HIV dan AIDS.
Sehingga para buruh dan pelajar dapat menghindari segala tindakan yang dapat terkena penyakit tersebut.Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Adrialty Samsul menuturkan, para penderita HIV dan AIDS tersebar merata di 47 kecamatan.
Namun, penderita terbanyak tersebar di beberapa kecamatan seperti Cisaat, Cibadak, Sukabumi, Sukaraja, Parungkuda, dan Palabuhanratu.Untuk menangani kasus HIV dan AIDS, ujar Adrialty, Dinkes melibatkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (Lensa).
Sasaran sosialisasi pencegahan di antaranya komunitas waria, laki-laki suka laki-laki atau gay, dan lain sebagainya.