REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens mengatakan, Konvensi Partai Demokrat menimbulkan badai dalam internal partai.
"Ketika peserta konvensi dibuka untuk umum, kader-kader Demokrat merasa dikhianati oleh aturan itu. Jerih-payah mereka dalam membangun partai seolah tidak dihargai," kata Boni di Jakarta, Kamis, (12/9).
Bahkan, ujar Boni, sekarang para kader Demokrat harus bersaing dengan orang dari luar partai untuk mendapatkan kursi capres. Seharusnya, konvensi itu memberikan privilege bagi kader Demokrat sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian mereka selama ini.
Misalnya, kata Boni, kader diberi fasilitas oleh partai untuk berkampanye, sehingga mereka tidak harus memakai dana pribadi. Sedangkan kader dari luar partai, ujar Boni, harus memakai dana pribadi, termasuk ketika ketika memakai simbol partai seperti bendera dan atribut Demokrat lainnya. Dengan demikian, lanjut Boni, maka kader Demokrat merasa diberi hak istimewa. Mereka tidak akan merasa terlecehkan seperti saat ini.