Jumat 13 Sep 2013 06:40 WIB

Petani Bawang Keluhkan Mahalnya Kawak

Rep: Lilis Handayani/ Red: Didi Purwadi
Petani Bawang Merah (Ilustrasi)
Foto: Antara
Petani Bawang Merah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani bawang merah di Kabupaten Indramayu mengeluhkan mahalnya harga bibit. Akibatnya, mereka terpaksa menggunakan bibit askip yang kualitasnya kurang bagus.

''Padahal, seharusnya menggunakan bibit bawang merah kawak,'' ujar seorang petani bawang merah di Desa/Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramyu, Nurkholis, Kamis (12/9).

Nurkholis menjelaskan bibit askip merupakan bibit bawang merah yang baru berusia 30 hari. Padahal, untuk memperoleh hasil panen bawang merah berkualitas baik, seharusnya menggunakan bibit bawang merah yang sudah berusia 60 - 90 hari atau yang dikenal dengan nama bibit kawak.

Nurkholis menyebutkan harga bibit bawang merah kawak saat ini mencapai Rp 65 ribu per kg. Sedangkan, harga bibit askip sebesar Rp 45 ribu per kg. Padahal, normalnya harga bibit kawak hanya Rp 15 ribu per kg dan bibit askip hanya Rp 10 ribu per kg.

Nurkholis menambahkan, dengan mahalnya harga bibit, maka secara otomatis membuat modal tanam juga tinggi. Jika menggunakan bibit kawak, modal tanam yang harus dikeluarkan mencapai Rp 100 juta-Rp 120 juta per bau. Sedangkan jika menggunakan bibit askip, modal yang dikeluarkan hanya Rp 60 juta - Rp 70 juta per bau.

Meski lebih murah, menurut Nurkholis, pertumbuhan bibit bawang merah askip lebih lama yakni lebih dari sepuluh hari. Sedangkan, pertumbuhan bibit kawak hanya tiga sampai empat hari. ''Otomatis mempengaruhi masa panen,'' tutur Nurkholis.

Dengan menggunakan bibit askip, maka masa tanam hingga panen bisa lebih dari 70 hari. Sedangkan dengan bibit kawak, masa tanam hingga panen hanya 60 hari.

''Bibit askip juga rentan serangan hama penyakit sehingga harus menggunakan obat-obatan yang lebih banyak,'' terang Nurkholis.

 

Nurkholis mengaku, meski bibit askip memiliki banyak kekurangan, namun terpaksa digunakannya. Pasalnya, dia tidak memiliki modal yang cukup.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement