Senin 16 Sep 2013 10:28 WIB

Jajanan di Rak Makanan Dekat Kasir Picu Kegemukan

Rep: Nur Aini/ Red: Didi Purwadi
Anak Obesitas (ilustrasi)
Foto: eivf.net
Anak Obesitas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Survei di London, Inggris, menemukan lebih dari 90 persen pembeli percaya penjualan makanan tidak sehat di rak dekat kasir di supermarket berkontribusi pada kegemukan. Kelompok kampanye mendesak pemerintah setempat menghentikan praktek tersebut.

Kelompok kampanye mendesak supermarket menghentikan penjualan produk manis di dekat kasir yang membuat anak-anak merengek untuk membeli makanan ringan. Inisiatif tersebut diumumkan Asosiasi Dietetik dan Kampanye Pangan Anak Inggris.

Survei nasional menunjukkan 78 persen responden mengatakan rak makanan ringan di dekat kasir mengganggu. Mereka juga menemukan 83 responden direcoki anak-anak mereka untuk membeli makanan tidak sehat  atau 'junk food' dari rak tersebut.

Hampir 2.000 orang jadi responden survei yang mayoritas adalah perempuan dan dua pertiganya memiliki anak. Kampanye kesehatan, seperti dilaporkan Independent pada Senin (16/9), telah lama menyerukan supermarket untuk menghentikan penjualan makanan ringan tidak sehat di dekat kasir.

Praktek tersebut sering ditujukan untuk anak-anak dengan penawaran promosi.

"Pengecer tidak mau berhenti untuk menjual makanan tidak sehat di rak dan area antre. Ini mungkin menguntungkan mereka,'' ujar spesialis kegemukan, Linda Hindle dari Asosiasi Dietetik Inggris. ''Tapi, ini sangat tidak populer dengan pelanggan dan mendorong perilaku pembeli ke arah yang salah."

Juru bicara Departemen Kesehatan Inggris mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk mendesak toko lebih banyak menjual produk rendah kalori dan mengakhiri praktek pemasaran yang menggiring pembeli melalui lorong makanan tidak sehat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement