REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rakyat Amerika Serikat semakin cemas dengan keamanan dan keselamatan jiwanya, menyusul teror pembunuhan massal di Amerika Serikat yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Parahnya, teror itu dilakukan warga AS sendiri.
Pembunuhan massal dilakukan melalui penembakan hingga peledakan bom. Penembakan massal yang terbaru terjadi di markas Angkatan Laut AS di Washington. Padahal, tempat tersebut memiliki pengamanan ketat. Sebanyak 13 orang tewas termasuk terduga pelaku penembakan yang diidentifikasi sebagai Aaron Alexis. Dia merupakan mantan tentara AL sendiri.
Peristiwa penembakan massal yang mengejutkan publik AS terjadi pada Desember 2012. Penembakan massal terjadi di Sekolah Dasar Sandy Hook, Connecticut, AS yang menewaskan 28 orang, termasuk pelaku penembakan. Dari jumlah korban tersebut, 20 orang di antaranya merupakan anak-anak yang menjadi siswa di SD tersebut.
Pelaku penembakan massal di Connecticut adalah Adam Lanza yang merupakan anak dari salah satu pekerja sekolah. Dia diketahui menembak ibunya sendiri sebelum memberondong senjata ke sekolah dasar.
Adam Lanza diketahui baru berusia 20 tahun saat penembakan terjadi. Dia memakai senjata milik ibunya yang merupakan penggemar olahraga tembak. Sejak penembakan massal tersebut, usulan untuk mengekang peredaran dan kepemilikan senjata di AS mengemuka. Namun, Presiden Barack Obama belum memberikan keputusan yang signifikan.
Peristiwa pembunuhan massal lain terjadi pada 15 April 2013 di Boston, AS. Dua bersaudara membom acara lomba lari marathon di Boston, AS. Tiga orang dilaporkan tewas dan 260 orang lainnya terluka dalam peristiwa tersebut. Pelaku pemboman diidentifikasi sebagai dua bersaudara Tsarnaev.
Laporan NBCnews menyatakan, Dzhokhar Tsarnaev yang masih berusia 19 tahun dicurigai sebagai pelaku penembakan bersama kakaknya, Tamerlan Tsarnaev, 26 tahun yang lahir di Rusia. Tamerlan tewas dalam baku tembak dengan polisi saat pengejaran kedua terduga pelaku.
Sementara, Dzhokhar berhasil ditangkap dan terancam hukuman mati. Dzhokhar diketahui telah memiliki surat izin mengemudi dari Massachusetts AS. Dua bersaudara tersebut masuk ke AS bersama keluarganya pada 2002 atau 2003. Tamerlan Tsarnaev menjadi warga AS secara permanen pada 2007.