REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan akan segera mengumumkan nama calon presidennya (capres) di Pemilu 2014. Dalam hitungan tiga bulan ke depan nama capres PDI Perjuangan akan bisa diketahui publik.
"Sekitar Januari 2014 baru akan kami sampaikan," kata politisi senior PDI Perjuangan, Sabam Sirait ketika dihubungi Republika, Kamis (19/7).
Kendati begitu Sabam enggan membocorkan siapa nama capres yang akan diusung PDI Perjuangan. Dia hanya mengatakan saat ini PDI Perjuangan memiliki sejumlah kader potensial yang bisa diusung menjadi capres, salah satunya Joko Widodo (Jokowi).
"Aspirasi masyarakat agar Jokowi maju menjadi capres saya kira baik," ujar Sabam.
Mantan Sekretaris Jendral PDI Perjuangan ini menilai Jokowi sebagai sosok yang jujur dan pekerja keras. Menurutnya Indonesia membutuhkan orang seperti Jokowi dalam jumlah lebih banyak. Sabam membayangkan andaikan ada 16 saja gubernur di Indonesia bermental seperti Jokowi, maka bisa dipastikan Indonesia akan mampu mengguli Malaysia dan Thailand.
"Jokowi jujur dan pekerja keras. Kita memerlukan orang jujur untuk Indonesia," kata Sabam.
Menurut Sabam kejujuran merupakan faktor penting dalam kepemimpinan. Pemimpin yang jujur akan menjadi teladan bagi bawahannya untuk bersikap serupa. Sabam sendiri berharap PDI Perjuangan bisa mengusung orang jujur sebagai capres. "Kalau capresnya jujur cawapresnya tidak akan berani," katanya.
Sampai saat ini PDI Perjuangan belum secara formal mengusulkan Jokowi sebagai capres. Sabam mengatakan partainya memiliki mekanisme dan pertimbangan sendiri dalam menetapkan waktu pencapresan. Yang jelas, katanya, partai mengapresiasi berbagai masukan dan dukungan yang diberikan masyarakat terhadap Jokowi.
"Berdasarkan survey dia memiliki kemampuan dan siap melakukan tugas nasional," kata Sabam.
Sinyal untuk Jokowi
Sebelumnya, Board of Advisor CSIS, Jeffrie Geovanie mengatakan, waktu yang tepat bagi PDIP untuk mengumumkan calon presidennya pada awal 2014 yang akan datang.
Jeffrie meyakini Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri akan menunjuk Joko Widodo alias Jokowi sebagai Capres yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2014.
Menurut dia, kepercayaan yang diberikan Megawati untuk membacakan “Dedication of Life“ Bung Karno kepada Jokowi pada acara Rapimnas adalah sinyal politik.
"Ini adalah sinyal politik Megawati buat khalayak nasional, yang tidak sabar menunggu kepastian buat pencapresan Jokowi," ujar Jeffrie kepada ROL, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, belum tepat waktunya Megawati mengumumkan pencapresan Jokowi.
"Sinyal politik sudah cukup pada rapimnas tahun ini, pengumuman yang tepat adalah awal Februari 2014 yang akan datang. Biarkan rasa penasaran khalayak menjadi semakin besar dan itu sangat menguntungkan buat PDIP," cetusnya.
Ia memperkirakan akan banyak tokoh yang kasak-kusuk mendekati Jokowi untuk menawarkan diri menjadi cawapres.
"Biarkan juga kita nikmati kasak kusuk tokoh-tokoh, yang berusaha mendekati Jokowi dan berharap akan dipilih oleh Megawati sebagai wakilnya Jokowi," paparnya.
Jeffrie menyakini 2014 adalah tahun berjayanya kembali PDIP, baik di pemilu legislatif maupun memenangkan pemilihan Presiden RI.
"Siklus 10 tahun buat PDIP, 10 tahun yang panjang dan tetap konsisten sebagai oposisi membuahkan dwi kemenangan yg spektakuler," kata Jeffrie.
Fenomena ini, tutur dia, menjadi pelajaran berharga buat partai-partai pragmatis yang lebih suka jadi bagian dari pemerintahan dengan tukar menukar 2-3 kursi menteri.