Selasa 24 Sep 2013 14:07 WIB

Ini Jalur Masyarakat Menjadi Preman

Rep: Wahyu Syahputra / Red: Citra Listya Rini
Preman diringkus polisi (ilustrasi)
Preman diringkus polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Tindak premanisme sudah marak di Jakarta, melalui sejumlah kasus seperti penyekapan di Hayam Wuruk dan Kebon Jeruk, beberapa waktu lalu. Dari sini, polisi menjelaskan jalur masyarakat yang menjadi preman.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto menjelaskan, ada semacam tahapan di mana masyarakat bisa menjadi preman. Dimulai dari kota Jakarta yang menjadi magnet luar biasa dalam ekonomi seperti menambah kesejahteraan hidup. 

Rikwanto melanjutkan memang ada dari suku atau etnis tertentu yang pulang ke kampung halamannya dan mengundang saudaranya menuju ke Jakarta. ''Salahnya, mereka membawa keluarga yang keterampilannya kurang cukup,'' katanya di Jakarta, Selasa (24/9).

Rikwanto menambahkan, karena kurangnya keterampilan membuat mereka yang datang dari daerah bekerja di sektor informal dan berujung menjadi preman. 

Masyarakat yang tidak punya keterampilan ini cenderung tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran. Alhasil mereka harus tetap hidup dan memulai peruntungannya sebagai penjaga parkir liar. 

Sistem ini berkembang, mereka merasa nyaman dan berpenghasilan, mereka juga memiliki bos sampai anak buah sendiri. ''Bahkan ada godfathernya,'' ujar Rikwanto.

Rikwanto mengakui, ada oknum tertentu yang mendukungnya seperti memberikan suplai atau perlindungan terhadap mereka. Preman-preman yang cenderung menetap di suatu lokasi ini akan terus menggenjot penghasilannya.

Rikwanto menjelaskan, jika pasokan ke bos mereka berkurang, tidak ada alih-alih mereka akan meminta uang keamanan dari pedagang, sopir angkot sampai melakukan pemerasan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement