REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) menandatangani nota kesepahaman dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait pengamanan data pemilu 2014. Menanggapi hal itu, mantan anggota KPU Anas Urbaningrum ikut buka suara.
Ia menyarankan dua lembaga itu untuk tidak melahirkan potensi kecurigaan. Meski pun tujuan kerja sama itu semata ingin mengamankan data pemilu. "Perlu hati2, "bayi curiga" ini bisa merepotkan," katanya dalam akun Twitter @anasurbaningrum, Senin (30/9).
Menurutnya, pemilu merupakan peristiwa politik kompetisi. Bukan hanya peristiwa administrasi data. Semua peserta pemilu juga dipastikan ingin menang. Bahkan tak jarang, untuk itu melakukan upaya yang hebat dan kreatif.
Dalam hal ini, ujarnya, perlu diingat kalau Lemsaneg merupakan lembaga yang arus pertanggungjawaban kerjanya kepada presiden. Karenanya, kerja sama dengan Lemsaneg itu jelas membuat ruang curiga baru yang tak menguntungkan citra dan independensi KPU. "Justru ruang2 curiga itulah yg harus ditutup oleh KPU. Bukan malah bikin ruang curiga baru," kicaunya.
Memang, lanjut dia, dasar kecurigaan itu belum tentu benar. Tetapi tetap menjadi sebuah alarm bahaya bagi KPU. Apalagi, menjaga kepercayaan publik terkait kemandirin dan profesionalisme KPU itu sangat penting.
"Yg curiga ekstrim akan bilang : "macan kok dikasih daging segar. Pasti ludes". Kira2 begitu tamsilnya. Yg curiga moderat akan berpikir : "ada agenda apa lagi ini? Kok pakai Lemsaneg segala". Yang curiga ringan akan mempertanyakan : "apakah KPU kurang percaya diri? Kan sdh diberi wewenang dan fasilitas"."
Bagi KPU, saran dia, lebih sedikit melibatkan lembaga yang potensial dicurigai merupakan pilihan terbaik. Ini bisa merujuk pada pengalaman pemilu 2004. Ketika itu, KPU bisa menjaga data pemilu dengan baik, tanpa kerja sama dengan Lemsaneg.
Menurutnya, KPU bukan tak butuh Lemsaneg. Tetapi KPU butuh memaksimalkan otoritasnya untuk bekerja keras dan menjaga kemandirian kerjanya. Sebagai mantan anggota KPU, ia melihat hal itu bisa dilakukan.
"Sbg bekas KPU, saya tdk punya alasa curiga. Tetapi di negeri ini, dalam kompetisi politik, banyak hal bisa terjadi. Insyaallah KPU bisa! Daripada dicurigai, lebih baik berkeringat sendiri," tulisnya.
"Jangan curiga kpd KPU dan Lemsaneg. Jgn juga curiga kpd Presiden, boss-nya Lemsaneg," papar mantan ketua umum DPP Partai Demokrat tersebut.