REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Satu dari tujuh penumpang termasuk nakhoda KMP Putri Bungsu, yang karam di Teluk Lampung, belum ditemukan hingga Senin (30/9) pagi. Upaya pencarian tim SAR Polair Polda Lampung masih berlangsung.
KMP Putri Bungsu yang karam pada Jumat (27/9) malam, mengakibatkan seorang penumpang meninggal dunia dan lima orang selamat, termasuk nakhoda kapal. Seorang penumpang bernama Ari masih hilang di perairan Teluk Lampung.
Direktur Dirpolair Polda Lampung, Kombes Pol Edion, mengatakan sesuai standar operasional prosedur (SOP) tim SAR tetap melanjutkan upaya pencarian dengan berbagai peralatan. "Pencarian korban hilang masih dilakukan," katanya.
Kondisi perairan Teluk Lampung, sejak Ahad (29/9) hingga Senin (30/9) masih diliputi angin kencang. Gelombang ombak masih tinggi sehingga menyulitkan upaya pencarian. Kondisi hujan pada Ahad petang kemarin membuat tim SAR belum bekerja maksimal.
KMP Putri Bungsu berangkat dari kawasan wisata Pantai Gading, Telukbetung, Bandar Lampung, tujuan Tarahan masih dalam wilayah perairan Teluk Lampung, Jumat (27/9) malam. Penumpang kapal beserta nakhoda kapal berjumlah tujuh orang.
Angin kencang yang melanda wilayah Lampung sudah terjadi sepekan terakhir. KMP Putri Bungsu yang membawa enam penumpang ini bermaksud melakukan pemancingan di kawasan Tarahan. Angin kencang menerpa kapal yang biasa dipakai untuk wisata lokal. Kapal tenggelam di sekitar kawasan Teluk Lampung.