REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2035 penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai sebanyak 390 juta jiwa. Untuk menekan angka pertumbuhan ini, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal mengatakan, pihaknya menyiapkan tiga skenario untuk mengatasi hal tersebut.
Pertama BKKBN akan kembali menggencarkan kampanye keluarga berencana (KB) di lingkungan sekolah. Pehamanan diberikan melalui pendidikan reproduksi kepada pelajar.
"Agar mereka bisa merencanakan dengan baik dan mematangkan rencana pernikahan," kata dia.
Kedua, BKKBN berencana memberikan beasiswa kepada pelajar agar bisa menyelesaikan wajib belajar 12 tahun. Beasiswa utamanya diberikan kepada anak-anak yang ada di daerah. Karena anak-anak di daerah lebih rentan untuk cepat menikah dibanding anak perkotaan.
"Kita berikan beasiswa supaya tidak dikawinkan. Terutama di kalangan menengah ke bawah. Karena anak dinikahkan (orangtua) supaya terjadi perpindahaan beban ekonomi (dari orang tua ke suami)," tambahnya.
Yang ketiga penggalakan penggunaan alat kontrasepsi seperti, spiral, implant dan operasi (vasektomi dan tubektomi).
Tiga penggunaan alat kontrasepsi ini dinilai lebih efektif dan berjangka lebih panjang dibanding dengan alat kontrasepsi suntikan, pil dan kondom.
"Target kita sebanyak 27 persen dari semua yang ber-KB, sekarang baru 10 persen," ujarnya.