REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akil Mochtar diminta tetap bersabar dan tenang dalam menerima pertanyaan atau kritikan.
Permintaan itu disampaikan pengamat komunikasi Universitas Sumatra Utara, Prof Suwardi Lubis, terkait aksi penamparan mantan ketua MK itu kepada seorang jurnalis di Gedung KPK.
Ia menyebutkan, kalau seandainya ada pertanyaan para wartawan tersebut, yang tidak dapat diterima atau menyinggung perasaan Ketua MK, dapat diingatkan dan tidak perlu main tampar.
Akil diminta tidak langsung emosi dan menunjukkan arogansi di depan publik. Sebab, aksinya ditonton pula masyarakat melalui siaran televisi nasional.
"Ketua MK yang sedang dalam menghadapi masalah hukum itu, harus tetap tenang, arif dan bijaksana, serta menunjukkan seorang sikap pemimpin yang baik," kata Suwardi, di Medan, Senin (7/10).
Sebelumnya, KPK Rabu (2/10) malam menangkap lima orang di dua tempat terpisah, yakni komplek Perumahan Widya Chandra, Jakarta Barat dan Hotel Redtop Jakarta Pusat.
Tiga di antaranya ditangkap di perumahan, antara lain Akil Mochtar, anggota Komisi II DPR RI dari Partai Golongan Karya, CH, dan seorang pengusaha berinisial CN. Sedangkan di hotel, dua orang, yakni Bupati Gunung Emas, HB dan seorang lagi berinisial DH. Dalam kasus suap itu ditemukan barang bukti berupa uang Rp 3 miliar.