REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Taliban cabang Pakistan berjanji akan kembali menyerang Malala Yousafzai jika mereka memiliki kesempatan. Mereka menyebut aktivis hak pendidikan tersebut tidak memiliki keberanian.
"Dia bukan gadis yang pemberani dan tidak memiliki keberanian. Kami akan menarget dia lagi dan menyerang kapan pun punya kesempatan," ujar juru bicara Tehreek-e-Taliban, Shahidullah Shaid dilansir Aljazirah, Selasa (8/10).
Pria bersenjata dikirim Taliban untuk membunuh Malala di bus sekolahnya pada 9 Oktober tahun lalu. Taliban mengatakan serangan kepada Malala karena pernyataan anti-Islam dan bukan karena dia mengejar pendidikan.
"Kami menyerang Malala karena dia terbiasa berbicara melawan Taliban dan Islam dan bukan karena dia pergi ke sekolah," ujar Shahid.
Malala menolak ancaman terhadap hidupnya dan mengulangi keinginannya untuk kembali ke Pakistan dari Inggris, dimana dia saat ini berada.
Malala tidak asing dengan ancaman pembunuhan setelah membuat blog yang berisi bagaimana berjuang hidup di bawah kekuasaan Taliban di layanan BBC Urdu. Publikasinya mengkritik Taliban dan tindakan kekerasan melawan anak-anak sekolah.
Dia ditembak di leher dan kepalanya saat perjalanan pulang dari sekolah tahun lalu. Dia selamat dan menjadi duta besar dunia untuk hak semua anak untuk pergi ke sekolah.
Dengan menyebarkan pesan 'pendidikan untuk semua' ke seluruh dunia, gadis 16 tahun tersebut saat ini menjadi kandidat favorit peraih Nobel Perdamaian yang akan diumumkan pada Jumat depan.