REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) sepakat bekerja sama mengembangkan 500 proyek One Village One Product (OVOP) di Indonesia melalui kemitraan yang direncanakan hingga tahun 2020. "Dua negara sudah sepakat untuk melaksanakan 500 proyek OVOP melalui pembinaan dan penerapan praktek di Indonesia," kata Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta di Jakarta, Kamis (10/10).
I Wayan Dipta mengatakan, Korsel dan Indonesia juga sudah melakukan identifikasi dan memelihara penciptaan suatu model kerja sama untuk pengembangan proyek OVOP tersebut. Salah satu pendanaan oleh Korsel di antaranya melalui perluasan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan Korsel yang ada di Indonesia. "Mereka akan menyediakan program yang dapat meningkatkan perkembangan OVOP di Indonesia," katanya.
Korsel bahkan telah berjanji untuk memberikan pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat lokal pengembang program OVOP secara berkesinambungan. Wayan sendiri berharap Korsel bisa terus meningkatkan investasinya di Indonesia, melakukan peningkatan capacity building, mendampingi UKM memperbaiki kualitas produk, sekaligus mempromosikan produk-produk UKM Indonesia.
Korsel melalui Korea Trade & Investment Promotion Agency (KOTRA) sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan UKM serta Qoo10, Lotte Mart, LejelHome Shopping, dan Distributor MuGungHwa. Presiden KOTRA Oh Young Ho mengatakan pihaknya akan mendukung melalui pembukaan pasar-pasar baru bagi produk OVOP dari Indonesia.
"Kami telah sepakat untuk turut serta memasarkan produk OVOP Indonesia dan sebagian keuntungan yang didapat dari program ini akan digunakan untuk pengembangan OVOP," kata Oh Young Ho.