REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Keluarga korban Bom Bali I yang tergabung dalam Yayasan Istana Dewata, memperingati tragedi tersebut dengan menabur bunga di monumen 'Ground Zero' di kawasan Legian, Kuta, Sabtu (12/10) sore.
"Setiap tahun kami selalu merayakan momen ini, meskipun secara sederhana karena memang terbentur masalah dana," kata Ketua Yayasan Istana Dewata, Ni Luh Erniyati.
Yayasan Istana Dewata dibentuk keluarga korban peristiwa kelabu 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang, baik dari dalam maupun luar negeri.
Beberapa pengguna jalan turut berbaur dan ikut menabur bunga dan menyalakan lilin. Acara dilanjutkan dengan sambutan ketua yayasan, pembacaan doa, pembacaan puisi, dan diakhiri dengan foto bersama.
I Wayan Rasmi, salah satu istri korban bernama Made Sujana, mengingat peristiwa tragis sebelas tahun lalu. "Waktu itu suami saya Made Sujana bekerja sebagai satpam di Sari Club. Saya dan keluarga terkejut mendengar kejadian itu dari adik ipar yang juga bekerja di salah satu tempat hiburan malam di Kuta," kata Rasmi.
Ia juga ingat bagaimana potongan jenazah suaminya dikirim melalui amplop dari RSUP Sanglah, Denpasar. "Karena proses identifikasi berjalan lama akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk melakukan pengabenan. Setelah beberapa lama akhirnya kami mendapat potongnan tubuh suami yang berhasil dikenali dari pencocokan DNA," tuturnya.