REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Warga Kampung Cibogohilir Peuntas, Desa Cibogohilir, Kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat, resah. Pasalnya, sejak dua pekan terakhir di wilayah tersebut terjadi kasus kematian unggas secara mendadak.
Kematian unggas jenis ayam kampung ini, membuat warga takut. Kematian ini khawatir dibarengi dengan menyebarnya virus flu burung.
Wahyudin (26 tahun) mengatakan, warga di kampung ini heboh dengan kejadian ayam mati mendadak. Apalagi, kematian tersebut sangat cepat. Sorenya ayam itu masih sehat, tapi ketika pagi hari sudah mati.
"Ayam yang mati mendadak ini, cirinya mukanya hitam. Tapi, dari paruhnya tidak mengeluarkan lendir," ujar dia, Rabu (16/10).
Meski demikian, warga tetap mewaspadai pascakematian unggas ini. Khawatirnya, ayam kampung tersebut mati disebabkan virus flu burung. Karena itu, setelah beberapa saat mati, bangkai-bangkai ayam tersebut langsung dikubur.
Menurut Wahyudin, unggas yang mati ini jumlahnya cukup banyak. Setiap hari dalam dua pekan terakhir, ada saja yang mati. Bahkan, hari ini ayam yang mati ada 10 ekor.
Aji (34 tahun), warga lainnya, mengaku, meskipun sudah ada kejadian ayam mati mendadak, warga masih enggan melaporkannya ke aparat terkait. Mereka beralasan kematian unggas tidak berbarengan melainkan setiap hari.
"Warga bingung, setiap mau lapor, ayamnya sudah dikubur sama pemiliknya," ujar dia.