REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso menilai polemik yang terjadi antara Partai Demokrat dan Ormas Perhimpunan Pegerakan Indonesia (PPI) sebagai buntut perseteruan yang terjadi di internal Demokrat.
"Jadi rupanya bara yang ada belum sepenuhnya dingin," kata Priyo kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (22/10).
Priyo mengatakan baik Demokrat maupun PPI merupakan sahabatnya. Dia tidak mau terlibat jauh dalam polemik yang antar keduanya yang semakin memanas. "Itu (polemik) terhadi di antara kawan-kawan kami. Saya tidak mau ikut campur," ujarnya.
Kendati begitu Priyo menilai sejumlah manuver politik yang disampaikan PPI ke Demokrat sebagai hal wajar. Menurutnya hal itu merupakan ekspresi kegetiran dari orang-orang yang terpinggirkan. "Dalam politik itu bisa dimaklumi," katanya.
Berkaca dari pemahaman itu Priyo meminta Presiden SBY selaku Ketua Umum Demokrat tidak turun langsung menanggapi manuver-manuver politik yang dilancarkan PPI. "Tidak harus presiden langsung yang menanggapi tapi menyerahkan kepada stafnya untuk meluruskan," paparnya.
Polemik antara Demokrat dan PPI memanas ketika anggota Ormas PPI, M. Rachmad menyatakan ke publik bahwa mantan Ketua Umum Demokrat, Subur Budhisantoso dijemput BIN saat akan menjadi pembicara dalam diskusi mingguan PPI.
Pernyataan Rachmad langsung menuai reaksi dari Demokrat. Wakil Ketua Umum Demokrat, Nuhayati Ali Assegaf menyebut PPI pantas dibubarkan karena terlalu mendiskreditkan Demokrat dan Pemerintah SBY.