Selasa 29 Oct 2013 17:09 WIB

Meratap Nasib Juragan Topeng Monyet

Seorang pawang beserta monyet peliharaannya terjaring dalam razia topeng monyet oleh Satpol PP di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Selasa (22/10).  ( Republika/Rakhmawaty la'lang)
Seorang pawang beserta monyet peliharaannya terjaring dalam razia topeng monyet oleh Satpol PP di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Selasa (22/10). ( Republika/Rakhmawaty la'lang)

Oleh Riana Dwi Resky

REPUBLIKA.CO.ID, Rumah Sarinah (37 tahun), juragan topeng monyet yang berada di Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, kini sepi.

Sarinah bersedih. Dia tak banyak omong, hanya menjawab seperlunya saat ditanya apa yang akan dia lakukan setelah petugas mengambil semua monyet-monyetnya Selasa (29/10) pagi tadi pukul 09.00.

''Gak tau Mbak. Saya juga mikir bagaimana bayar utang buat beli monyet-monyet itu'', ujarnya sambik duduk di luar rumah.

Perempuan asal Cirebon ini adalah salah satu juragan yang memiliki enam ekor monyet. Monyet-monyetnya dia beri nama Rojali, Jambul1, Jambul2, Eti, Ucil dan Iwan.

Pagi tadi, petugas membawa monyet-monyet Sarinah pergi. Suami Sar inah pun ikut dibawa petugas. Kini, persis di samping rumahnya, tersisa satu peralatan pertunjukkan topeng monyet yang hanya diam membisu. Sebuah kotak biru dan topeng boneka menyembul dari atasnya; boneka Barbie berambut emas.

Usaha pertunjukkan topeng monyet itu dia warisi dari ayahnya yang mewarisi dari kakek Sarinah. Awalnya, Sarinah kasihan melihat pemuda kenalannya menganggur. Satu-satunya usaha yang nampak masuk di akalnya adalah memanfaatkan pesona seekor monyet.

Dia memutuskan untuk menggadaikan BPKP motor untuk membeli satu ekor monyet. Dia mendapat Rp 3,5 juta dari hasil gadai, dengan cicilan  sebesar Rp 400 ribu tiap bulan yang harus ditanggung.

Setiap hari, Sarinah mendapat kurang lebih Rp 35 ribu per monyet per hari tiap kali anak buahnya melakukan pertunjukkan dimana saja.

Usaha pertunjukkan topeng monyet ini telah dilakoninya selama belasan tahun sejak 2000. Sebelum dia tinggal di "Waduk", sebuah kawasan dekat Kanal Banjir Timur, dia tinggal di sekitar Pasar Gembrong, yang kemudian kena gusur tahun lalu. Daerah itu kini menjadi kawasan proyek Bassura. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement