Sabtu 02 Nov 2013 12:30 WIB

Waspada, Pencurian Suara Terjadi Saat Rekapitulasi di Desa

Logo Bawaslu
Logo Bawaslu

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Ketua Bawaslu RI, Muhammad mengatakan terjadinya pencurian suara paling rawan saat tahap rekapitulasi di tingkat desa/ kelurahan dan tingkat kecamatan.

"Pada pemilu 2009, praktik pencurian suara seperti ini dilakukan dengan mudah. Jumlah suara seorang calon legislatif justru tidak dimanipulasi di Tempat Pemungutan Suara," ujarnya saat Pelatihan Pengawasan Pemilu bagi media massa dan organisasi masyarakat di Gorontalo, Sabtu (2/11).

Kecurangan jarang dilakukan di TPS karena banyak saksi dan warga yang mengikuti jalannya perhitungan suara. Namun, kata dia, di tingkat kecamatan para pencuri suara itu lebih leluasa mendongkrak jumlah suara dengan cara memindahkan angka dari caleg lain.

"Dengan cara-cara seperti ini, caleg yang unggul di TPS beda, di kecamatan beda, bahkan yang dilantik pun bisa berbeda," katanya menambahkan.

Untuk mencegah pencurian suara, Muhammad meminta partisipasi masyarakat untuk mengawasi dan melaporkan adanya manipulasi yang terjadi.

Menurut dia, pengawasan pemilu tidak akan maksimal bila hanya dilakukan Bawaslu, karena keterbatasan tenaga atau petugas yang bisa diturunkan oleh lembaga penyelenggara tersebut.

"Kami berharap seluruh kalangan masyarakat berpartisipasi aktif terutama saat rekapitulasi suara, itulah saat yang paling tepat untuk mengawal jalannya pemilu," tuturnya.

Dalam pelaksanaan pemilu tahun 2014, Muhammad mengatakan KPU membuat terobosan baru dengan mencetak Form C1 yang menggunakan hologram sehingga tidak bisa dipalsukan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement