Ahad 03 Nov 2013 14:47 WIB

Hujan Turun, Petani Mulai Tanam Padi

Rep: Lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Seorang petani menggembalakan kerbau.
Foto: Antara
Seorang petani menggembalakan kerbau.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Hujan yang mulai turun sejak dua pekan terakhir, dimanfaatkan petani untuk segera memulai musim tanam rendeng 2013/2014. Hal itu dilakukan untuk menghindari kekeringan pada musim tanam gadu tahun depan.

 

Berdasarkan pantauan Republika, para petani yang sudah mulai musim tanam di antaranya di Desa Panyindangan Kulon dan Desa Panyindangan Wetan, Kecamatan Sindang, dan Desa Rambatan Wetan Blok Gandok Kecamatan Lohbener.

Di sejumlah desa tersebut, umur tanaman padi rata-rata mencapai satu sampai dua minggu. Namun, penanaman tersebut belum dilakukan secara serempak oleh petani. Masih ada sejumlah petani yang baru memulai pengolahan tanah.

 

"Cepat tanam, biar nanti cepat panen. Setelah itu, bisa cepat tanam gadu untuk menghindari kekeringan," ujar seorang petani di Desa Panyindangan Kulon, Kecamatan Sindang, Odox, Ahad (3/11).

 

Odox mengakui, hujan yang turun saat ini masih berintensitas rendah. Namun, perairan di sawah terbantu dengan datangnya pasokan air dari Bendung Rentang di Kabupaten Majalengka, yang melalui sungai Cimanuk.

 

Odox menambahkan, untuk membantu masuknya air dari sungai ke sawah, dia memanfaatkan mesin pompa air. Mesin tersebut secara berkala menyedot air dari sungai untuk dialirkan ke areal sawah.

 

Hal senada diungkapkan petani lainnya, Rasmad. Dia mengatakan, memilih segera memulai musim tanam setelah mengetahui hujan sudah mulai turun.

 

"Selain itu, air (dari bendung Rentang) juga sudah datang. Itu berarti, tanam harus segera dimulai," tutur Rasmad.

 

Sementara itu, sikap para petani yang mempercepat musim tanam rendeng itu sesuai dengan anjuran pemerintah daerah. Memasuki awal musim hujan ini, para petani memang diimbau untuk segera memulai musim tanam rendeng 2013/ 2014.

 

"Percepatan pola tanam harus dilakukan untuk menghindari kekeringan pada musim tanam gadu tahun depan," kata Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang.

 

Menurut Sutatang, imbauan percepatan tanam musim rendeng disampaikan kepada seluruh camat di Kabupaten Indramayu. Setelah itu, imbauan tersebut diteruskan kepada seluruh kepala desa untuk disampaikan kepada petani di daerahnya masing-masing.

 

Sutatang mengakui, curah hujan saat ini memang masih belum tinggi. Namun, khusus untuk daerah-daerah yang masuk layanan irigasi, air irigasi sudah mulai mengalir. Hal itu seperti yang terjadi pada daerah irigasi golongan I, seperti misalnya Kecamatan Kertasemaya, Sukagumiwang, dan Bangodua.

 

Selain itu, untuk daerah irigasi golongan II, air irigasi akan mengalir pada 1 November mendatang. Oleh sebab itu, pada 15 November, daerah irigasi golongan II diharapkan sudah mulai persemaian. Adapun daerah-daerahnya, di antaranya Kecamatan Sliyeg, Jatibarang, Lelea dan Losarang.

 

Sutatang mengatakan, para petani diharapkan sudah melakukan penanaman padi sebelum Januari 2014. Sebab, jika tanam baru dilakukan Januari, maka panen akan terjadi pada April. Akibatnya, musim tanam gadu akan terlambat dan baru akan panen pada September 2014.

 

"Nanti tanaman padi di musim gadu bisa tertancam kekeringan," kata Sutatang menerangkan.

 

Sutatang berharap, produksi padi di musim rendeng dapat meningkat dibandingkan tahun lalu. Hal itu sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah.

 

Terpisah, Forecaster Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka Ahmad Faa Iziyn, menjelaskan, musim kemarau di wilayah Cirebon telah melewati masa puncaknya pada  September–(pertengahan) Oktober lalu.

Sedangkan pada akhir Oktober-awal November, berlangsung musim pancaroba dari kemarau ke penghujan.  "Sekarang sudah memasuki pancaroba, jadi ada panas dan ada hujan," kata Faa Iziyn.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement