REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Belgia mengumumkan telah meningkatkan kedudukan delegasi diplomatik Palestina di negara itu menjadi berstatus "misi". Langkah Belgia itu menunjukkan komitmen terhadap solusi dua negara di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reynders mengkonfirmasi perubahan itu dari "delegasi umum" menjadi "misi" setelah menandatangani kesepakatan selama pertemuan bilateral dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas saat kunjungan ke Jordania.
"Meningkatnya (status itu) mencerminkan dukungan Belgia dan Eropa untuk solusi dua negara," kata Reynders dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan bahwa kepala misi bisa menggunakan sebutan duta besar.
Reynders menandatangani perjanjian selama pertemuan bilateral dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas pada Rabu di ibu kota Jordania, Amman, sebagai bagian dari kunjungan termasuk perjalanan ke wilayah Palestina dan yang akan membawa dia ke Israel pekan depan.
Langkah ini telah direncanakan sejak November 2012 ketika Belgia dan diantara 138 negara di Majelis Umum PBB saat memilih mengakui Palestina sebagai "negara pengamat non-anggota".
Jerman dan Inggris abstain dari pemungutan suara itu. Sedangkan Amerika Serikat serta Israel berada di antara sembilan negara yang menolak diakuinya Palestina sebagai negara di PBB.