REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Sukabumi mewaspadai potensi terjadinya banjir dan longsor di wilayah mereka. Pasalnya, intensitas hujan akhir-akhir ini cukup tinggi dan rawan menyebabkan terjadinya bencana.
‘’Longsor dan banjir rawan terjadi karena hujan hampir setiap hari turun,’’ ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Andi Kusnadi, kepada Republika, Senin (11/11). Sehingga masyarakat di daerah rawan bencana harus selalu meningkatkan kewaspadaan.
Dalam beberapa hari terakhir, kata Andi, BPBD telah menerima laporan longsor di Kecamatan Gegerbitung.
Namun, beruntung dalam kejadian longsor tersebut tidak ada kerusakan maupun korban jiwa.
Diterangkan Andi, kewaspadaan menghadapi bencana diperlukan untuk menekan peluang adanya korban jiwa. Salah satu di antaranya dengan mencari tempat aman ketika terjadi hujan deras.
Menurut Andi, di awal November ini bencana yang seringkali terjadi adalah angin puting beliung. Bencana tersebut melanda empat kecamatan yakni Nagrak, Parungkuda, Warungkiara, dan Cibadak.
Akibatnya, banyak rumah warga yang rusak karena terkena terjangan angin kencang yang disertai hujan tersebut. Pemkab kata Andi telah menyalurkan bantuan baik berupa makanan maupun kebutuhan lainnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Irwan Fajar menambahkan, untuk mengingatkan warga BPBD telah membuat spanduk peringatan dan himbauan kepada warga untuk mewaspadai bencana. Spanduk ini telah dipasang di 47 kecamatan Kabupaten Sukabumi yang tersebar baik di utara maupun selatan Sukabumi.
Irwan mengatakan, hampir semua kecamatan Sukabumi yang berjumlah 47 merupakan daerah rawan longsor dan pergerakan tanah di waktu musim penghujan. Sehingga semua warga di daerah tersebut diminta untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana.