Senin 11 Nov 2013 20:04 WIB

Dilaporkan Pecat Karyawan karena Shalat, Ini Respons DHL

Mohamed Maow
Foto: AP
Mohamed Maow

REPUBLIKA.CO.ID, CINCINNATI -- DHL Global Mail menyatakan, tidak melakukan kesalahan saat memecat pekerja Muslim yang merasa mendapatkan diskriminasi dan melakukan pengaduan.

Meski demikian, DHL berencana untuk menginvestigasi apa yang terjadi di Northern Kentucky mail-handling center, dilansir dari cincinnati.com. 

Pada Jumat pekan lalu, 11 pekerja dari 24 pekerja yang dipecat, telah mengisi pengaduan di US Equal Employment Opportunity Commission. Pengaduan tersebut dilakukan setelah DHL Global Mail memecat sekelompok Muslim Somalia karena telah melarang mereka melaksanakan hak beribadah. 

Pengacara dari Kantor Cincinnati yang mewakili Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) telah mengisi aduan atas nama para pekerja. Dalam pengaduan tersebut, para pekerja mengaku dipecat pada 9 Oktober 2013 dari Hebron, Ky, gudang penyortiran surat DHL. 

Semua pekerja yang dipecat adalah pengungsi Somalia. Mereka memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat dan bekerja sesuai dengan hukum yang berlaku. Atas pemecatan ini, pihak DHL memberi respons sementara dan berjanji untuk menginvestigasi kasus ini. 

"Sementara kami percaya bahwa aturan internal dari DHL Global Mail sangat sesuai dengan persyaratan aturan yang berlaku, kami akan menginvestigasi dan mempertimbangkan kasus ini dengan hati-hati,"ungkap DHL dalam pernyataannya pada Jumat pekan lalu kepada The Enquirer. 

"DHL Global Mail mengakui persamaan kesempatan kepada setiap pekerja dan akan mengambil langkah serius untuk komplain terhadap pelecehan dan diskriminasi. Akan tetapi, kami tidak berkomentar lebih detail terhadap gugatan tersebut. Kebijakan kami memperlakukan kesempatan pekerjaan yang sama kepada setiap karyawan sesuai dengan aturan federal, negara dan hukum lokal yang antidiskriminasi terhadap karyawan."

"Global Mail menjamin dan memahami praktik beribadah karyawan sepanjang rasional dan dapat diakomodasi." 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement