REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan memberikan dukungan pada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk membentuk cyber defence. Langkah itu memperkuat pertahanan Indonesia akan serangan siber dari luar.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S Dewa Broto, mengatakan Menteri Pertahanan sudah menyampaikan rencana ke Menkominfo sejak tujuh bulan lalu. Kedua kementerian ini sudah siap untuk meningkatkan kerja samanya. "Kemhan mau membuat cyber defence. Kami senang dan siap membantu," kata Gatot, dalam pesannya, Rabu (13/11).
Gatot mengatakan, keamanan informasi menjadi ruang lingkup Kemenkominfo. Karena itu sejak 2011, ia mengatakan, dibentuk Direktorat Keamanan infomasi. Direktorat ini yang memberikan pencerahan pada setiap institusi pemerintah maupun swasta untuk memperkuat sistem informasinya. "Karena masalah keamanan informasi tidak hanya jadi isu domestik, tetapi juga global," ujar dia.
Selain itu, Gatot mengatakan, direktorat itu juga sudah menjalin kerja sama dengan Indonesia Security Incident Response Team on Internet and Infrastructure/Coordinator Center (Id-SIRTII/CC). Menurut dia, kerja sama ini dilakukan untuk mengatasi berbagai gangguan dan ancaman dari para peretas. "Baik itu (peretas) dari dalam negeri atau pun luar negeri," kata dia.
Gatot mengatakan, cyber attack ini menjadi perhatian. Pada Februari 2011, ia mengatakan, pihak Kemenkominfo pernah dipanggil oleh Komisi I DPR RI. Karena berdasarkan laporan dari pimpinan Id-SIRTII, dalam setiap harinya ada 1.250.000 cyber attack dari dalam dan luar negeri. Data ini, menurut dia, membuat terkejut. "Mereka kaget. Kok tidak terasa?" ujar dia.
Menurut Gatot, pertahanan di Indonesia akan serangan para peretas masih banyak yang rapuh. Ia mengatakan, harus ada koordinasi bersama untuk memperkuat soliditas pengamanan dari semua pihak. Ia mengatakan, institusi pemerintah pun harus bisa menyiapkan perangkat, sumber daya manusia, dan perhatian yang optimal akan ancaman cyber attack ini. "Pentagon saja pernah jebol. Harus ada common awareness," kata dia.