REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara menepis tudingan yang menyebut mereka telah mengirimkan bantuan militer kepada pemerintah Suriah dalam pertempuran melawan pasukan oposisi. Bantahan ini menyusul laporan media yang mengatakan, Pyongyang telah mengirimkan sejumlah penasehat militer dan pilot helikopter ke Damaskus.
“Beberapa media asing telah menyebarkan informasi yang salah dengan mengatakan, kami menyediakan peralatan perang dan para penerbang yang terlibat langsung dalam serangan udara terhadap tentara pemberontak di Suriah,” kata juru bicara pemerintah Korut seperti dilansir kantor berita KCNA, Kamis (14/11).
Pada Oktober lalu, The Jerusalem Post melaporkan adanya 15 pilot helikopter Korea Utara yang beroperasi di Suriah atas nama rezim Presiden Bashar Al Assad. Media ini pun mengeklaim laporan tersebut telah dikonfirmasi oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Laporan lain juga mengidentifikasi keberadaan petugas artileri Korut di Suriah, meski pun tidak menyebut adanya kontak senjata dari mereka. Sementara, sebuah media Jepang pada Agustus lalu mengatakan, Turki telah mencegat kiriman masker gas dan persenjataan dari Korea Utara ke Suriah.
Korea Utara diketahui sudah lama memiliki hubungan khusus dengan Suriah. Kedua negara ini bahkan pernah membangun sebuah reaktor atom bersama yang kemudian dihancurkan oleh serangan Israel pada 2007.