REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusakan ruang sidang utama Mahkamah Konstitusi (MK) saat putusan sidang gugatan Pemilukada Provinsi Maluku Utara, Kamis (15/11) kemarin membuat prihatin banyak kalangan.
Pakar hukum Yusril Ihza Mahendra menyebut apa pun putusan pengadilan meski tidak menyenangkan, harus dihormati. Dalam akun Twitter-nya @Yusrilihza_Mhd, mantan menteri hukum dan HAM ini menyebut pihak berperkara harus mendewasakan diri. Ia pun menyebut sepanjang hidupnya, sering tidak puas dengan putusan pengadilan.
"Namun saya menahan diri, klien dan teman-teman agar tidak membuat masalah di pengadilan," kicaunya menanggapi kejadian di MK, Kamis (14/11) lalu.
Yusril meneruskan, meski kecewa dengan pertimbangan dan putusan hakim, ia tak pernah mengeluarkan kata apa pun. Bahkan saat hakim meninggalkan sidang, ia ikut berdiri untuk menghormati pengadilan. "Walau tak puas dengan putusannya."
Apa yang terjadi di MK hendaknya jadi pelajaran agar semua menghormati proses hukum. Sebagai bangsa yang berdasarkan hukum, nilai-nilai penghormatan itu harus tetap dijunjung. Agar, ujar Yusril, kita dapat menyebut sebagai bangsa yang beradab dan menjunjung tinggi prinsip negara hukum.