REPUBLIKA.CO.ID, JAARTA -- Maskapai penerbangan AirAsia meluncurkan kampanye bertajuk #toPHwithlove guna membantu korban topan di Filipina antara lain dengan menyediakan sebanyak 250.000 kursi gratis untuk warga Filipina.
"Kami turut berduka cita atas apa yang terjadi di Filipina. Staf kami di negara tersebut dan keluarga mereka turut merasakan dampak dari bencana alam yang dashyat ini," kata CEO Grup AirAsia Tony Fernandes dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/11).
Tony Fernandes mengemukakan, dengan dukungan dari komunitas di wilayah ASEAN, pihaknya akan terus membantu dan mendampingi warga Filipina melalui masa-masa sulit.
Grup AirAsia berharap dapat mengumpulkan dana sebanyak mungkin dengan menyamakan total jumlah penggalangan dana sehingga dapat segera mengirimkan bantuan yang dibutuhkan dan membangun kembali komunitas di sana.
Sebagai bagian dari kampanye #toPHwithlove, AirAsia akan menyediakan 250.000 kursi gratis untuk warga Filipina yang ingin kembali ke kampung halaman melalui beberapa rute domestik di Filipina dan beberapa rute internasional menuju Manila.
Ada pun rute-rute domestik di Filipina tersebut adalah dari Cebu menuju Cagayan de Oro, Davao dan Puerto Princesa. Sementara, untuk rute internasional yaitu dari Macau, Kuala Lumpur, Shanghai, dan Miri menuju Manila.
"Kami berharap penawaran kursi gratis ini dapat memudahkan perjalanan warga Filipina yang ingin kembali ke kampung halaman dan berjumpa dengan kerabat tercinta mereka yang terkena dampak bencana Topan Haiyan," ujar Tony.
AirAsia juga akan menyediakan ruang kargo khusus untuk pengiriman barang-barang bantuan. Bagi LSM dan badan bantuan kemanusiaan yang ingin membantu dapat mengirimkan surat permohonan mereka ke laman [email protected].
Sebagaimana diberitakan, berdasarkan data Dewan Nasional Penanganan dan Pengurangan Risiko Bencana (DNRRMC) Filipina, jumlah korban jiwa akibat amukan Topan Haiyan adalah sebanyak 2.357 orang dan korban cedera berjumlah 3.853 orang.
Selain itu, sebanyak 534.340 orang masih mengungsi di 1.099 pusat pengungsian dan topan itu dilaporkan juga berdampak kepadalebih dari delapan juta orang Filipina.